Desa Mandalasari terletak di Timur Bandung dan berbatasan (atau berdekatan) langsung dengan Kab. Garut. Kontur buminya berbukit-bukit menyajikan pemandangan yang memanjakan mata. Lokasinya yang berada di 900-1500 mdpl menyediakan asupan udara yang segar dan meninabobokan. Enaknya di sini yang ngaso dan ngopi.
Ada banyak tempat rehat untuk menikmati keindahan alam sambil menikmati secangkir kopi. Hampir semua tempat itu dikelola oleh warga dan belum mendapatkan sentuhan yang lebih serius. Sebut saja warung-warung warga di sekitaran tanjakan Cidegdeg. Di sini ada beberapa warung warga setempat yang menjadi tujuan untuk rehat menikmati kesejukan udara di sekitar hutan pinus yang segar. Setelah jalan tembus Cipulus-Cidegdeg diperbaiki, suasana di tempat ini makin ramai saja.
Di sini ada warung yang dikelola Mang Kukuh, anak muda dengan kreatifitas yang layak diapresiasi. Warungnya berdiri di lahan Perhutani dan selain warung kopi dia juga memproduksi kalung, gelang dan tasbeh dari biji pohon ganitri. Beberapa produksinya dijual sampai ke India. Sering saya lihat pembeli dari India datang ke tempat yang masih terbilang terpencil.
Untuk memenuhi kebutuhan biji ganitrinya Mang Kukuh menanam sendiri di lahan-lahan kritis milik perhutani. Dengan adanya kegiatan ini, terjadi symbiosis mutualisma. Lahan terjaga dan ditanami, kemudian ada peningkatan kegiatan ekonomi dari hasil budi dayanya. Selain ganitri, Kukuh juga menanam pisang, kopi dan lemon.
Selain yang dikelola warga ada juga yang dikelola oleh BUMDES Desa Mandalasari yaitu Sirkuit Gunung Buleud (SGB). Sirkuit ini menempati lahan carik desa seluas 30 ha. Sebagian disewakan ke petani untuk ditanami sayuran. Sirkuit ini sendiri memiliki pesona keindahan alam yang menarik untuk dijadikan pusat wisata dan kreatifitas warga. Beberapa tahun lalu saya sempat mengusulkan agar lahan2 kosong yang tidak terlewat jalus motorcross dijadikan kebun buah tematik atau kebun bambu.
Jika kebun-kebun ini sudah jadi, bisa saja kemudian diadakan kegiatan eduwisata semacam petik buah atau pengenalan berbagai tanaman buah dan bambu. Saya teringat kunjungan saya di Yogya ke kebun buah langka dan unik. Lahan yang dipakai untuk kebun buah langka dan unik ini hanya 5000 m2 saja tapi dengan managemen yang dipakai bisa ditanami hingga ribuan jenis buah yang langka. Untuk mencapai wisata kebun ini, Pemerintah Desa bisa saja bekerja sama dengan warga sekitar untuk penyediaan tenaga kerja, bibit, media tanam, makanan hingga souvenir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H