Lihat ke Halaman Asli

Fajr Muchtar

TERVERIFIKASI

Tukang Kebon

Bugar di Bulan Puasa ala Petani

Diperbarui: 7 Mei 2019   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Coba deh bayangin para petani yang bekerja sehari hari mengolah tanah. Mencangkul tanah, memanggul rumput hingga mencabuti gulma. Semua kerja keras dan kasar itu dilakukan dalam rentang waktu yang cukup lama. 

Umumnya dari jam 7 pagi hingga jam 12-an. Ngabedug kata orang Sunda. Banyak juga yang bekerja hingga jam 16. Saya sendiri sering mencoba untuk mengikuti ritme kerja mereka. Namun belum pernah bisa. Berat.  Saya bukan petani tulen, hanya suka dalam bercocok tanam. Jadi baru dua kali dan tiga kali ayunan badan sudah terasa lemas.

Nah bagaimana mereka yang bekerja seperti itu mampu menjaga kebugaran dirinya? Bugar di sini sering kali bukan berarti sehat, namun memiliki kemampuan menjaga stamina tubuh sehingga dapat bekerja keras dalam rentang waktu yang panjang.

Saya mencoba bertanya dan ngobrol dengan seorang petani yang sekarang bekerja bersama saya di Pesantren Al Musthafa Cijapati.  

Membabat rumput (Dok. Pribadi)

Niat yang ikhlas

Niat ini mendapat penekanan yang paling kuat buat petani yang berpuasa. "Batal puasa mah kumaha niat" Kata Mang Pipin. Jika niatnya panceg dan kuat, sekeras apapun puasanya dan bekerja tak akan membatalkan puasa. Bagi Mang Pipin niat menjadi kekuatan yang tak kasat mata dan pendorong yang powerfull.

Dalam berbagai kajian, niat yang ikhlas akan mempengaruhi kesadaran ragawi, indrawi serta ilahi. Dengan niat yang ikhlas kita sedang menghubungkan diri dengan energi ilahiah. 

Energi ilahi inilah yang kemudian memberikan kekuatan luar biasa bagi para petani yang berpuasa. Energi ini yang memberi kekuatan untuk tidak merasa lapar, haus, capai, bahkan tetap penuh energi dan vitalitas dalam kondisi berpuasa.

Niat puasa ternyata juga merupakan pengkondisian bagi tubuh. Niat menggerakan seluruh anggota tuuh untuk menghadapi kondisi yang berat karena tak ada asupan makanan. Niat ini juga sekaligus mematikan hasrat makan dan minum. Selain itu, kebiasaan hidup menjadi petani membuat pekerjaan berat tidak menjadi hambatan puasa.

Membuat galian aliran air (Dok. Pribadi)

Mengatur ritme 

Pada bulan Ramadhan ini, petani diharuskan mengenal ritme pekerjaan dan ritme tubuhnya sendiri. Pagi hari saat badan masih bugar mereka melakukan kegiatan-kegiatan berat seperti mencangkul, menyiram dan mengangkat beban.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline