[caption id="" align="aligncenter" width="538" caption="Menanti pemberangkatan di BBJ (Dokpri)"][/caption] Jam 3 dini hari, Ciburial Bandung masihlah dingin. Mendatangi air saat itu seperti sebuah ujian berat. Dengan sangat berhati-hati, segayung air saya guyurkan ke muka. Cukup untuk membuat mata terbelalak. Setelah beres dengan urusan private, saya berkutat dengan urusan kabel dan kamera. Satu demi satu dicharge untuk persiapan tempur Visit Kompasiana Astra Motor Honda.
Subuh sekali, saya sudah menembus kabut Ciburial. Ngalah-ngalahin angkot yang berjalan lambat seperti siput. Tak perlu ngebut di saat dingin yang sangat pekat. Rasa hangat kopi toraja oleh-oleh makasar akan sirna kalau ngebut. Jam 5 mobil berangkat. Mobil yang satu ini tidak mau berjalan lambat. Cepat-cepat dia melesat seakan ingin mengalahkan matahari terbit.
Jalanan cukup padat menuju Jakarta pagi itu. Jam 7 pagi saya sudah tiba di Senayan. Untuk meregangkan otot saya berjalan sedikit dan kemudian naik Transjakarta. Dari Halte saya jalan lagi menuju kantor Kompas. Perut berbunyi. Sebuah pesan alam yang tak boleh dibiarkan begitu saja.
Bis masih kosong dari para Kompasianer. Saya mencari cara untuk memenuhi tagihan perut dan ketemu ketupat sayur yang bisa membuat saya onfire karena pedasnya. Satu porsi cukup untuk membungkam suara protes dari alam bawah.
Waktu menunggu dimanfaatkan untuk ngobrol ngalor ngidul, timur dan barat, lengkap. Setelah beberapa sambutan dari Kompasiana dan PT. Wahana Makmur Sejati kami berangkat menuju pabrik Honda di Cikarang.
Dua jam perjalanan tak terasa karena mata saya tertutup total. Perut kenyang dan ngantuk rupanya menjadi obat mujarab membunuh waktu perjalanan. Bangun-bangun sudah di pintu tol Cikarang. Lumayan deh tidur dua jam.
Di Lobby, rombongan Kompasianer disambut oleh team dari PT. Astra Honda Motor (AHM) dan PT. Wahana Makmur Sejati. Sambil menunggu dipersilahkan ke tempat pertemuan para Kompasianer sudah jeprat-jepret suasana hall. Hampir semua sudut difoto. Begitulah kelakuan umum para bloger.
Di hall ini dipajang motor-motor yang diproduksi di Indonesia. Mulai dari produk pertama hingga model lawas. Sebuah Honda jadul produksi pertama diproduksi 11 juni 1971 menjadi magnit paling menarik untuk difoto.
[caption id="" align="aligncenter" width="554" caption="Produk pertama keluaran Honda tahun 1971"]
[/caption] Sesi selanjutnya, Salam Kenyang dulu alias makan dan diteruskan dengan shalat. Di acara pembukaan, Nurulloh dari Kompasiana membuka acara dan dilanjutkan oleh paparan paparan dari corporate communication dept. head dari PT. Wahana Makmur Sejati yang diwakili Bapak Wiyarto Mulyono yang punya nama panggilan Sakti (tidak pakai mandraguna).
Pak Sakti menjelaskan tentang PT. Wahana Makmur Sejati sebagai Main Dealer Honda untuk wilayah Jakarta dan Tanggerang. Berbagai kegiatan yang difasilitasi oleh PT. Wahana Makmur Sejati juga disampaikan seperti kegiatan-kegiatan social dan juga kegiatan yang melibatkan komunitas.
Penjelasan tentang pabrik dipaparkan oleh Pak Ardy, dari PT. Astra Honda Motor. Pada saat berdirinya tahun 1971, PT. AHM masih bernama PT. Federal Motor . PT. AHM adalah agen tunggal pemegang merk, manufaktur dan distributor sepeda motor Honda di Indonesia Saat ini PT AHM memakai lahan seluas 40 ha.
[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Suasana Perakitan Honda"][/caption] Dan acara yang dinanti pun tiba. Akhirnya saya bisa melihat bagaimana Honda dibuat. Kompasianer diajak untuk meninjau tempat perakitan Honda Beat. Berdasarkan peraturan dari pabrik, kamera tidak boleh dibawa. Yah sayang ya padahal kan foto itu nyawa bagi tulisan blog. Untungnya HP masih boleh dibawa. Berbekal itu yah cukuplah untuk menjadi dokumentasi tulisan.
Tempat perakitan Honda Beat tidak terlalu jauh dari Head Office Honda. Pabrik ini sepertinya memang sudah mempersiapkan diri untuk menerima kunjungan-kunjungan. Ada sebuah jalur khusus untuk melihat kegiatan perakitan. Dengan ketinggian sekitar 13 meter dari permukaan tanah, cukup jelas untuk melihat ke bagian perakitan.
[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="kerangka-kerangka Honda siap jadi Motor beneran (Dokpri)"][/caption] Dari jalur itu para Kompasianer dapat menyaksikan perakitan motor mulai dari komponen yang kecil hingga menjadi sebuah motor. Proses itu keseluruhan memakan waktu 18 menit. Namun dihitung di finishing motor sebelum cek elektrikal, setiap 22 detik terwujud sebuah motor. Dan itu dilakukan terus menerus selama 24 jam. Jadi dalam sehari bisa tersedia 9600 motor Beat siap dipasarkan. Setahun?
Motor sebanyak itu, emang ada yang beli? Untuk pertanyaan itu mungkin ucapan Pak Sakti bisa menjadi jawabannya, “Selama angkutan masal belum beres, maka motor akan selalu menjadi pilihan utama”. Nah ini nih yang mesti dipikirkan oleh para pemangku kebijakan.
[caption id="" align="aligncenter" width="555" caption="Mejeng dulu (Dok : Rahab Ganendra)"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H