Tahun 2017 Saham saham BUMN Infrastruktur berguguran. Saat ini saham PT. Adhi Karya (kode ADHI) memang memprihatiankan turun -4.12% tahun berjalan.
Bahkan di Akhir 2017 sempat terjerembab -20%. Lebih parah lagi Saham Wijaya Karya (kode: WIKA) saat ini anjlok di angka -28.80% bahkan di akhir tahun 2017 sempat menyentuh -40%. Memang cukup ironis, di era Jokowi dimana infrastruktur mengambil porsi besar di APBN, justru saham - saham BUMN infrastruktur turun sangat dalam.
Penurunan ini tidak bisa dianggap enteng, apabila melihat IHSG yang naik 14.2%, Bank BCA (BBCA) naik 23% dan Bank Mandiri (BMRI) naik 27%. Saham perbankan selalu identik dengan tingkat domestic consumtion, artinya belanja infrastruktur pemerintah saat ini hanya menaikkan domestic consumtion, tetapi gagal memberi nilai tambah.
Bagaimana kinerja ADHI Karya, sehingga sahamnya rontok di tahun 2017?
Pada tahun triwuln ke 3, 2017 Adhi Karya mengalami kenaikkan asset sebesar 21,58%, disisi lain utang (liabilitas) mengalami kenaikkan sebesar 28,87%, sedangkan modal (equity) hampir stagnan. hal ini disebabkan banyaknya proyek - proyek baru yang dibiayai oleh pihak ketiga (konsorsium perbankan).
Bagi perbankan, prinsipnya selama kreditor masih bisa membayar utang (pengutang profit walaupun kecil), perbankan akan senang hati menyalurkan kredit karena tetap bisa menikmati bunga pinjaman.
Tetapi bagi investor (pemerintah dan publik) ROE sebesar 2,11% dan 3,69% jelas mengindikasikan turunnya nilai uang (dari saham) yang di tanam investor.
Hal ini mengacu pada lending rate BI sebesar 5%. Artinya menaruh uang di deposito jauh lebih menguntungkan karena setidaknya akan mendapat bunga 5% dibanding return yang diberikan saham Adhi karya yang hanya 3,69% di tahun 2017. Itu sebabnya dari sisi fundamental, ambruknya saham Adhi Karya bisa dipahami.
Ekstrapolasi/ Prediksi
Berharap perbaikan kinerja adhia karya di tahun 2018, boleh saja. Tetapi jika melihat Aset Turn Over yang hanya35,67% menunjukkan perusahaan ini sangat tidak efisien. Artinya dalam tahun berjalan hanya mampu membuat transaksi senilai 35,67% dari total asetnya. Sulit untuk mempercepat kinerjanya karena aset - aset yang dimilikipun sebagian besar merupakan pinjaman bank (DER = 340,30%). Artinya resiko gagal bayar sangat besar.
Jika infrastruktur memburuk: