Lihat ke Halaman Asli

Goenawan

Wiraswasta

BBM Instan Jokowi

Diperbarui: 25 Oktober 2016   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Gaya Pencitraan Jokowi saat kampanye sepertinya sudah jauh kebablasan masih digunakan walaupun sebenarnya ini masa bekerja, bukan lagi masa kampanye. Tepat dua tahun menjadi presiden, Jokowi tamasya ke Papua dengan oleh - oleh BBM Instant.

BBM Instant

BBM Instant adalah janji bahwa harga BBM di papua "akan" turun. Maka euforiapun memenuhi media, janji itu seolah sudah terjadi hari itu juga, hal yang mustahil tapi dipercaya sudah terjadi. Janji tanpa tahu bagaimana cara mencapainya, sama seperti tol laut, kereta super cepat, dan janji ekonomi akan meluncur ke atas.

Apakah ketika tamasya ke Papua, Jokowi tidak melihat beratnya medan dan sulitnya sistem transportasi, kemudian tidak bisa membuat estimasi berapa mahal ongkos distribusi pada medan yang begitu berat? Daripada memberi janji instan yang mustahil dilakukan, bukankah lebih bijak merancang caranya dulu? Bukan asal ngomong "pokoknya harga BBM di Papua harus turun, ga tahu bagaimana caranya?" Hehehe, bagaimana mungkin pemimpin menyuruh anak buahnya bekerja tanpa tahu caranya? Emang ini cerita silat di komik?

Evaluasi Saja Yang sudah Ada:

Daripada melakukan pekerjaan secara impulsif, mending sempurnakan atau evaluasi dulu yang sudah setengah jalan. Tol laut sudah dicanangkan dua tahun yang lalu, apakah hasilnya? Disparitas harga bahan pokok di Jawa dan luar Jawa tetap tinggi. Harga daging di Jakarta tetap mahal, sebaliknya harga barang teknik dan sparepart mesin mesin tetap sangat mahal di luar Jawa.

Padahal berapa uang yang sudah di hamburkan untuk memberi subsidi Tol laut. Jika tol laut yang melibatkan pulau Jawa saja gagal total, ga usah bermimpi bisa menyelesaikan masalah di Papua yang jauh lebih rumit. Bukan berarti mengabaikan Papua, tetapi jika menyambung distribusi Jawa Kalimantan yang relatif dekat saja gagal, ga usah bermimpi yang diluar nalar Pak Jokowi. Kerjakan saja yang paling mudah, maka yang sulit nanti menjadi lebih mudah.

Jika metode tol laut dianggap gagal setelah dilakukan selama dua tahun, mengapa tidak ada evaluasi. Dua tahun lalu saya sudah pernah menulis tol laut ini akan gagal total karena melawan fenomena dan trend yang ada. Buktinya sekarang gagal total dan pemerintah seolah tutup mata. Mungkin karena malu, hehehe.

Bagi yang tidak tahu ekonomi Indonesia sedang sekarat mungkin optimis saja dengan janji BBM instant Pak Jokowi. Tetapi jkita tahu APBN 2016 di pangkas 2x, terakhir pada Bulan Agustus 2016 dipotong 133 Trilyun Rupiah anggaran untuk transfer ke daerah dan belanja Instansi pemerintah, guna menghindari defisit melambung tinggi karena penarimaan negara jauh dibawah target. Jadi ga usah banyak gayalah, akui saja gagal, harus jujur pada rakyat, ini waktunya prihatin dan kerja keras, bukan nya beri hadiah BBM Instant.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline