Lihat ke Halaman Asli

Goenawan

Wiraswasta

Eksport Import RI Terus Anjlok

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14265197582109207171

Sejak Desember 2014, eksport dan import Indonesia terus mengalami penurunan Year on Year. Tidak tanggung tanggung, eksport Bulan Februari 2015 turun -16.02% (YoY), Import Bulan Februari 2015 turun -16.24%. Trend penurunan terus membesar sejak Nopember 2014.

[caption id="attachment_373302" align="aligncenter" width="468" caption="crop dari markets.com"][/caption]

Bagi Indonesia, eksport import adalah indikator kuat untuk menilai tingkat kesehatan ekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah.

Eksport

Klaim pemerintah bahwa menurunnya nilai tukar rupiah akan mengangkat nilai eksport kita terbukti tidak benar. Eksport Indonesia saat ini lebih banyak didominasi batubara, bahan tambang dan CPO. Sedangkan hasil industri dan kerajinan hanya memiliki porsi yang sangat kecil.

Sementara harga batubara, bahan tambang dan CPO sangat dipengaruhi oleh permintaan industri global. Saat ekonomi global melambat, otomatis permintaan bahan dasar juga melemah yang berakibat pada turunnya harga. Harga komiditas yang turun memukul margin bisnis pelaku industri.

Sementara hasil industri dan kerajinan Indonesia juga bukan bagian gaya hidup utama dari konsumen, seperti HP, computer, mobil, dll. Akibatnya eksport kerajinan Indonesiapun menjadi sangat sensitif terhadap penurunan daya beli global.

Import

Penurunan import bukan dominan disebabkan menurunnya konsumsi bahan pangan import seperti kedele, jagung, gula rafinasi, daging sapi, bawang putih dsb. Penurunan import ini justru lebih dominan disebabkan oleh melemahnya industri dalam negeri. Import mesin produksi, bahan baku industri dan realisasi investasi dominan memukul besaran import.

Rencana penghentian produksi mobil GM (General Motor) di bekasi harusnya di sikapi pemerintah dengan serius dan bijak. Alasan normatif kalah bersaing dengan LCGC harusnya tidak ditelan mentah - mentah. Tetapi justru karena proyeksi pertumbuhan ekonomi yang tidak pasti. Sehingga GM akan berhitung keras jika harus menambah investasi supaya bisa lebih bersaing, tetapi disisi lain prospek ekonomi makin tidak menentu.

Jangan Bandingkan kita dengan Rusia dan Eropa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline