Lihat ke Halaman Asli

Goenawan

Wiraswasta

Hati-hati Rupiah!

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pukul sembilan tadi pagi diumumkan neraca perdagangan Indonesia pada bulan Nopember 2013, 780 Juta US Dollar. Naik dibanding bulan sebelumnya yang hanya 50 Juta US Dollar. Berturut - turut bulan sebelumnya minus 660 Juta US Dollar, surplus 130 Juta US Dollar, minus 2.31 Milyar US Dollar, minus 850 Juta US Dollar, minus 590 Juta US Dollar.

Sedangkan Inflasi Bulan Nopember 2013 (Year on Year) tercatat 8.38%, bulan sebelumnya tercatat 8.37%, 8.32%, 8.4%, 8.79%, 8.61%, 5.9%. Sedangkan BI rate saat ini 7.25%. Jadi sejatinya suku bunga antar bank tersebut minus dibanding inflasi yang terjadi saat ini.

Prospek di tahun 2014.

Pada Bulan April 2014 akan diadakan pemilu legislatif kemudian pemilu presiden dan wakilnya. Selama masa itu akan diwarnai kampanye. Hampir pasti putaran ekonomi akan makin cepat seiring belanja kampanye partai politik dan calon legislatif dan calon presiden.

Disatu sisi akan menimbulkan geliat ekonomi yang membaik. Tetapi disisi lain akan menaikkan laju inflasi nasional. Dengan laju inflasi selalu diatas 8% selama 5 bulan terakhir sulit untuk menahan rupiah di bawah Rp 12.000,- per Dollar Amerika.

Salah satu cara menahan Rupiah makin jatuh, tentu dengan menjaga neraca perdagangan selalu positip, sambil memastikan pasokan bahan konsumsi tercukupi. Sehingga inflasi yang cukup mengkawatirkan itu bisa diturunkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline