Lihat ke Halaman Asli

Fitria Wulan Sari

Mahasiswa prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang

Tim PPK Ormawa Himabio UNNES Adakan Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Kompos kepada Masyarakat Dukuh Medini, Desa Ngesrepbalong

Diperbarui: 10 Oktober 2022   18:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Dukuh Medini, Desa Ngesrepbalong yang terletak di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal masih memiliki sampah organik yang belum dikelola dan diolah dengan baik. Melihat kondisi tersebut, tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio) Universitas Negeri Semarang melatih masyarakat khususnya ibu-ibu PKK Dukuh Medini dalam pembuatan kompos pada hari Senin, 26 September 2022. Dalam acara sosialisasi dan pelatihan tersebut, diawali dengan transfer ilmu mengenai kompos kemudian dilanjut praktek pembuatan kompos. Ibu-Ibu PKK yang hadir turut serta mempraktekan pembuatan kompos. 

dokpri

Kompos yang dibuat yaitu kompos padat, kompos cair, dan kompos daun. Kompos dibuat dari sampah basah rumah tangga menggunakan komposter. Sampah organik tersebut dibuat menjadi kompos padat dan kompos cair. Sampah khusus daun dibuat menjadi kompos daun menggunakan compost bag.

Komposter dibuat dari tong aerob yang sebelumnya telah dirakit terlebih dahulu yang didalamnya menggunakan paralon dan terdapat selang atau kran air untuk mempermudah dalam proses pengambilan kompos cair. Bahan yang dimasukkan ke dalam komposter yaitu sampah organik yang meliputi sampah sayuran, dedaunan, dan lain-lain. Bahan selanjutnya yatiu tanah humus, EM4, dan molase. EM4 yang ditambahkan mengandung beberapa mikroorganisme yang bermanfaat dalam proses pengomposan sedangkan untuk penambahan molase bertujuan sebagai sumber energi atau makanan bagi bakteri. Molase ini dapat diganti dengan gula putih atau gula merah. Pembuatan kompos padat dan cair diawali dengan pencacahan sampah organik menggunakan alat pencacah daun kemudian dicampur tanah humus dan ditambahkan dengan molase dan EM4. Setelah bahan tercampur kemudian komposter ditutup dan didiamkan sekitar 2 minggu atau lebih sampai kompos matang.

Compot bag digunakan untuk membuat kompos daun. Selain compost bag, alat lain yang digunakkan yaitu alat pencacah daun atau sampah organik, sendok semen, sarung tangan. Sementara bahannya yaitu sampah daun kering, rumput kering, molase serta EM4. Waktu yang diperlukan untuk proses sampai terbentuknya kompos daun sekitar 1 bulan dan cenderung lebih lama daripada menggunakan komposter. Cara pembuatan kompos daun yaitu diawali dengan pencacahan sampah daun menggunakan alat pencacah daun kemudian setelah halus ditambahkan molase dan larutan EM4 setelah itu didiamkan selama 1 bulan dan diaduk secara berkala setiap 3 hari sekali.

Diharapkan dengan adanya sosialisasi dan transfer ilmu mengenai kompos ini dapat mengurangi sampah organik yang belum dikelola dan diolah dengan baik. Selain itu, masyarakat dapat menggunakan kompos untuk tanaman di kebun atau ladang serta dapat menjadi nilai ekonomi bagi masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline