Lihat ke Halaman Asli

Masih Ingat Cita-cita Masa Kecil?

Diperbarui: 4 Oktober 2017   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Ketika saya masih SD, popularitas Sherina Munaf sedang booming-boomingnya. Saya sangat mengidolakannya karena talentanya yang luar biasa terutama di bidang musik. Sebagai penggemarnya, saya bercita-cita ingin menjadi seperti dia. Selain menghapalkan semua lagunya, menonton dan meniru gaya aktingnya di film Petualangan Sherina, saya berkeinginan untuk mengikuti les piano dan les balet seperti yang diikuti Sherina. 

Kemudian saya mengutarakan keinginan saya tersebut kepada orang tua saya karena saya bercita-cita menjadi sekeren Sherina. Karena kebetulan saya berasal dari keluarga sederhana, keinginan saya tersebut tidak dapat dipenuhi oleh mereka. Kala itu saya sangat kecewa dan merasa iri kepada teman-teman saya dari keluarga berada dan bisa les apapun yang mereka suka.

Namun setelah cukup dewasa, saya mulai memahami bahwa sebenarnya les bukan kebutuhan utama dan saya cukup beruntung. Orang tua saya memang tidak mengabulkan permintaan saya tersebut, namun mereka berusaha membiayai sekolah saya dan adik di sekolah swasta yang bagus di kota tempat tinggal kami. Saya bisa naik mobil antar jemput sekolah yang bulanannya juga tidak murah pastinya. Sementara banyak sekali anak-anak yang bersekolah di tempat yang kurang memadai dan harus berjalan kaki cukup jauh untuk menempuhnya.

Melihat adik-adik di Rumah Belajar Senen (RBS) yang membuat saya dan teman-teman tergugah untuk membantu mereka mewujudkan impian dan cita-cita mereka. Meskipun pengalaman masa kecil saya tidak sama persis dengan kondisi yang dihadapi mereka, namun itu membuat saya cukup memahami bahwa setiap anak-anak pasti memiliki impian, cita-cita ataupun keinginan yang terpendam yang ingin diwujudkan.

dok.pribadi

Setelah berbicara dengan mbak Maria Purwaningsih (koordinator RBS) hati saya semakin tergugah untuk membantu anak-anak ini. Tinggal di lingkungan yang keras membuat tantangan tersendiri bagi mbak Maria cs untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang postitif bagi adik-adik di sana. Seperti yang kita tahu, untuk bisa bertahan di era globalisasi ini bukan hanya keterampilan akademik yang harus dimiliki, namun juga keterampilan bersosialisasi.

dok.pribadi

Kegiatan belajar rutin diadakan di rumah kontrakan sederhana di Jl. Dahlia No 1. RT 013/001 Kramat, Senen setiap hari Sabtu dan Minggu. Selama beberapa tahun terakhir ini RBS berbagi rumah kontrakan bersama seorang penyewa lainnya. Kegiatan RBS berpusat di area teras, ruang tamu dan dua kamar kecil. Karena adik-adik yang dibina di RBS terdiri dari anak usia prasekolah hingga SMK, kelas yang diadakan tiap Sabtu ini dibagi menjadi dua, kelas kecil dan kelas besar. Dan ada juga kelas bahasa Inggris di hari Minggu. Sedangkan untuk kegiatan outdoor, adik-adik RBS diajak mengunjungi tempat-tempat rekreasi edukasi.

dok. pribadi

Sebagai rangkaian dari peringatan ulang tahun FWD Life, kami dari departemen Agency ingin membantu menggalang dana untuk adik-adik Rumah Belajar Senen mengoptimalkan kegiatan belajar mereka untuk meraih cita-cita mereka. Untuk bisa membantu mereka, silakan klik link di bawah ini. Bantuan dalam bentuk apapun pasti sangat berarti bagi mereka. Campaign tersebut akan berakhir di 31 Oktober 2017. (idnstl for #FWDFourtastic)

https://kitabisa.com/FWDLifeAgencyRBS/

Contact Person:

Severin 0813 1536 1396

Laura 0858 8141 6399

Dan untuk mengenal lebih jauh tentang RBS, silakan klik link di bawah ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline