Lihat ke Halaman Asli

Filsafat Manusia: Paradoks.

Diperbarui: 22 Januari 2024   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Filsafat Manusia: Apa itu?

Filsafat dimulai dan kembali ke pengalaman. Pengalaman anda sudah kaya, tetapi sering bercampur dengan kegelapan. Terkadang aku bahagia dan terkadang aku tidak tahu kemana tujuanku. Terkadang aku merasa Tuhan itu dekat. Terkadang aku mempunyai keraguan dan keraguan. Kadang-kadang kita merasa sangat senang dan gembira ketika berinteraksi dengan orang lain, namun di lain waktu kita merasa cuek dan jijik. Aku mengucapkan kata-kata indah tentang kehidupan setelah kematian, tapi kematian itu menakutkan. Kamu Sudah Punya Banyak Pengalaman, Tapi Kamu Juga Punya Banyak Pertanyaan. Manusia, siapakah dia? orang-orang merasa heran dan bertanya. Orang-orang mulai berpikir dan merenungkan pengalaman mereka. Di sinilah lahirnya filsafat dan persoalan-persoalan unik filsafat manusia. Anda mungkin bertanya, "Apakah filsafat manusia itu?" dan "Apa tujuannya?" 

Filsafat manusia dapat dirumuskan sebagai refleksi pengalaman yang rasional, kritis, dan ilmiah yang bertujuan untuk memahami segi-segi manusia yang paling mendasar.

 Kata 'refleksi' berasal dari bahasa Latin 'reflectere' yang berarti 'membungkuk'. Dalam perenungan, seseorang kembali pada dirinya sendiri. Penyesalan ini disebabkan oleh munculnya perasaan terkejut dan ragu. Aku Ingin Memahami Diriku Lebih Dalam. Titik tolak pertimbangan dalam filsafat manusia adalah pengalaman manusia. Tidak semua yang terjadi pada manusia dapat dijelaskan sebagai sesuatu yang istimewa, hanya yang relevan dengan keberadaan kita sebagai manusia. Seekor kerbau menderita penyakit, namun penderitaannya berbeda dengan manusia. Manusia mengetahui dirinya sakit, mampu menyerah atau memprotes, dan mampu mengenali makna penderitaannya. Dia Bisa Berdiri Di Sampingnya Dan Bertarung. Suatu pengalaman adalah suatu pengalaman manusiawi jika pengalaman itu unik bagi orang tersebut karena dia adalah manusia. Hewan tidak bertanya-tanya, tidak merasa heran, tidak berpikir, tidak bebas, tidak mencintai, tidak bekerja, tidak bersosialisasi, tidak mengembangkan kebudayaan. Kematian hewan berbeda dengan kematian manusia. Orang-orang tahu bahwa mereka akan mati. Memang benar bahwa dengan merefleksikan pengalaman unik manusia akan membawa kita pada pemahaman yang lebih mendalam tentang keunikan posisi manusia dalam kaitannya dengan makhluk hidup lainnya.

Tujuan filsafat manusia adalah  memahami manusia dalam aspek-aspeknya yang paling mendasar. Filsafat tidak puas dengan jawaban-jawaban dangkal. Pemahaman dicapai melalui penemuan hal-hal yang paling mendasar. Cahaya pada dasarnya merasuki pengalamanku dan pengalaman orang lain. Dari sudut pandang ini, kita bisa melihat keunikan manusia lebih baik dibandingkan makhluk lainnya.

Manusia: Siapa dia?

Apa keistimewaan manusia dibandingkan makhluk lainnya? Hal ini telah dimunculkan berulang kali sepanjang sejarah umat manusia dan dalam kehidupan pribadi manusia. Ini adalah sebuah permasalahan. Manusia, siapa dia Meskipun manusia bukanlah objek, hukum dunia fisik berlaku terhadap mereka. Ketika John jatuh dari atap sebuah rumah, dia jatuh seperti benda berat lainnya. Meskipun manusia bukanlah tumbuhan, namun kehidupannya sangat bergantung pada lingkungan. Manusia membutuhkan air untuk hidup dan udara segar untuk bernafas. Meskipun manusia bukan binatang, semua hukum hayati berlaku bagi manusia. Sekali dia lahir, dan sekali dia meninggal. Manusia bukanlah makhluk halus, melainkan makhluk spiritual yang setiap aktivitasnya khusus bersifat spiritual. Dia berpikir, mempertimbangkan, memutuskan dan bertindak. Manusia, siapa dia dari mana asalnya? kemana dia pergi? Kenapa dia ada di dunia ini? Dimana teleponnya?

1. Makhluk yg bertanya

Orang merasa heran, bertanya, dan mencari jawaban atas pertanyaan yang dialaminya. Jenis pertanyaan menentukan jenis pengetahuan yang akan membantu Anda mendapatkan jawabannya. Manusia merupakan subjek dari banyak ilm pengetahuan. Setiap ilmu mempunyai ciri khasnya masing-masing. Dalam antropologi filosofis, disebut juga filsafat manusia, pertanyaan-pertanyaan di atas dijawab dengan pertimbangan filosofis. Matematika tidak dapat digunakan untuk memajukan filsafat karena matematika terbatas pada dunia yang dapat diukur. Demikian pula metode fisika dan ilmu pengetahuan alam tidak mencukupi karena ilmu pengetahuan alam terbatas pada dunia fisik.

2. Makhluk Eksentris

Titik Tolak filsafat manusia bisa berbeda-beda, membuka berbagai kemungkinan. Setiap filsuf menemukan beberapa bukti dalam pengalamannya yang kurang lebih tersirat pada awalnya, namun menjadi lebih jelas dan eksplisit terungkap seiring berjalannya waktu. Titik awal filsafat Descartes adalah "Cogito" (saya percaya). Ini adalah keyakinan yang tak tergoyahkan yang dikembangkan melalui logika matematika menjadi landasan filsafat, di mana Descartes menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan paling mendasar dalam kehidupan. Descartes ingin yakin akan keberadaan Tuhan dan keabadian jiwa manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline