Lihat ke Halaman Asli

Feviana Tri Wahyuni

Mahasiswi Universitas Negeri Malang

Mewarnai Proses Perjalan Hidup melalui Asistensi Mengajar

Diperbarui: 15 Desember 2023   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Asistensi Mengajar merupakan salah satu program kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Universitas Negeri Malang, merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa agar menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan Univeritas Negeri Malang sendiri merupakan bentuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa secara kolaboratif dibawah bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing lapangan disatuan pendidikan formal.

Dalam program Asistensi Mengajar bidang akademik, penulis dan tim pamong diamanahi mengajar 6 kelas X. Terdiri dari kelas X-3, X-4, X-5, X-6, X-7, dan X-8. Dalam kesepakatan, kita memiliki tanggungjawab penuh atas 2 kelas. Dimana penulis mendapat kelas X-7 dan X-8. Namun, kami tetap membantu sesama tim pamong saat pembelajaran di kelas. Asistensi Mengajar ini adalah pertama kali praktik mengajar yang pernah penulis lakukan. Pada awal-awal pembelajaran penulis merasa kemampuan dalam pengorganisasan kelas dan berkomunikasi kurang baik, namun dengan melihat teman-teman tim pamong mengajar sangat luar biasa. Penulis belajar banyak dari mereka mulai dari bagaimana mengondisikan kelas dan menghadapi karakter anak yang berbeda-beda.

Dalam program nonakademik, terdapat program rutin seperti literasi setiap selasa. Kegiatannya seperti membuat komik, membuat puisi, cerita tentang liburan, dan lain-lain. Pada hari Jum’at terdapat kegiatan jum’at religi, jum’at bersih, dan jum’at sehat. Namun, semua kegiatan Jum’at ini tidak dilakukan semua melainkan diselang-seling dalam setiap minggunya. Sedangkan dalam bidang administrasi, terdapat berbagai piket yang dilakukan. Seperti piket Tata Tertib, piket Tata Usaha, piket Resepsionis, piket Perpustakaan, piket Salim dan piket Panggilan.

Kegiatan non akademik membuat softskill penulis bertambah, dalam hal sistem perencanaan, bekerja sama tim, dan kemampuan untuk bersosialisasi. Jadi, penulis tidak hanya mendapatkan manfaat akademik saja melainkan non akademik.

Mengajar bukan hanya sekadar menyampaikan pengetahuan, tetapi juga sebuah perjalanan penuh makna yang melibatkan interaksi, pembelajaran, dan pertumbuhan bersama. Pengalaman mengajar penulis telah menjadi landasan yang kuat dalam memahami esensi pendidikan dan dampak positifnya terhadap kehidupan peserta didik. Satu hal yang penulis temukan selama perjalanan mengajar penulis adalah keberagaman. Setiap kelas memiliki peserta didik dengan latar belakang, kecerdasan, dan minat yang berbeda. Inilah yang membuat setiap hari di kelas menjadi unik.

Keberhasilan seorang pendidik tidak hanya diukur dari kemampuannya menyampaikan materi, tetapi juga dari hubungan emosional yang terbangun antara guru dan peserta didik. Mengajar bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang memahami kebutuhan emosional dan psikologis peserta didik. Penulis merasakan kepuasan luar biasa ketika peserta didik-peserta didik penulis mulai merasa nyaman untuk bertanya, berbagi ide, dan menjadi bagian dari lingkungan belajar yang positif.

Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membuat pengalaman penulis begitu berharga dan berkesan. Selama Asistensi Mengajar, penulis telah memperoleh pengetahuan yang sangat berharga, pengalaman yang luar biasa, dan pelajaran berharga yang akan membimbing langkah-langkah penulis di masa depan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline