Lihat ke Halaman Asli

Futri UswatunKhasanah

Lulusan Sarjana Bimbingan dan Konseling dan Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru BK UPI 2022

Satu Tetes Penyesalan Seorang Siswa

Diperbarui: 21 Februari 2023   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Senin,13 februari 2023

Memulai kegiatan di awal pekan tentunya dengan semangat yang membara memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Rasanya memulai melaksanakan praktik di satu sekolah yang bertemu dengan orang-orang baru, siswa baru, pertemanan baru dan aktivitas baru adalah hal yang menarik yang ingin dilakukan.

Pagi itu diawali dari informasi yang disampaikan salah satu guru bahwa akan dilaksanakan konferensi kasus dengan permasalahan siswa yang membentuk dan tergabung dalam sebuah komunitas yang memberikan dampak kurang baik dalam pergaulan seperti berkumpula tidak tahu waktu, tidak mengenakan helm, berbuat seenaknya, mencoba hal hal seperti merokok dan negatif lainnya

Kala itu, perasaan campur aduk antara senang akan mendapatkan pengalaman baru mengikuti konferensi kasus dan sedih juga kaget akan permasalahan siswa masa kini yang semakin ingin menuriti akan keingintahuan dan penasaran yang tinggi pada hal-hal baru.

Berawal dari kesamaan nasib, minat dan bakat sampai pada melakukan aktifitas yang melanggar akan tatatertib di sekolah.

Satu dua jam berjalan mulai dari pengantar sampai kepada sesi dipertemukannya orang tua dengan siswa yang mereka memeluk, meneteskan air mata, menyesali perbuatannya dikarenakan mengecewakan hati ayah bunda baik di luar sekolah maupun orang tua di sekolah yakni bapak ibu gurunya.

Ya benar, kasih sayang dan kedekatan orang tua dengan anak tidak akan pernah terdefinisikan seberapa kuat dan lekatnya hubungan itu sampai setiap mata yang melihat kejadian tersebut akan merasakan iba dan meneteskan pula air matanya

Pelajaran berharga bagi diri ini yang masih belajar dalam berbagai hal terutama memahami siswa adalah bagaimana diri ini mampu memberikan pelayanan terbaik dalam memfasilitasi perkembangan dan memiliki kemampuan komunikasi baik dalam menghadapi berbagai pihak seperti guru lain, orang tua juga siswa entah dalan menyusun diksi dalam pernyataan atau dalam mempertimbangkan keputusan dengan bekerjasama berbagi pihak

Satu tetes penyesalan ini menjadi pelajaran yang berharga, untuk siswa agar tidak mengulangi kesalahannya, untuk orang tua dalam memahami keinginan dan kebutuhan anak, untuk guru sebagai wadah dalam memberikan ekspresi siswa dan sebagai calon guru juga calon ibu dalam mendidik anak nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline