Lihat ke Halaman Asli

Fustin PutriGHonia

Student at Public Health Faculty, Airlangga University

Kontra Mengenai Pemerataan Pembangunan Proyek Rel Kereta Api

Diperbarui: 22 Agustus 2023   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Transportasi di jalan raya menyebabkan sebagian besar polusi udara dan kemacetan. Negara-negara di seluruh dunia mengatasi eksternalitas ini dengan berbagai kebijakan, termasuk dukungan terhadap transportasi umum. Di Indonesia sendiri sudah melakukan kebijakan dan strategi tersebut dengan menggunakan transportasi umum berbasis rel. Apakah kebijakan menggunakan tranportasi umum tersebut aman dan dapat mengurangi polusi serta kemacetan?

Menurut saya sendiri dengan kebijakan yang sudah diterapkan tersebut benar bermanfaat dan mengurangi polusi serta kemacetan. Tapi hanya di kota kota besar saja. Bagaimana dengan kota seperti Kalimantan dll yang tidak adanya tersedia transportasi berbasis rel/kereta api. Memang benar kota kota yang tidak tersedia kereta api ini termasuk kota yang sangat jarang terdengar diberita mengenai polusi dan kemacetan. Tapi jika memang kebijakan tersebut hanya teruntuk di kota kota besar saja, bagaimana dengan financial yang dimiliki orang orang yang tinggal di kota besar ? apakah memang sudah merata?

Untuk membangun kereta api secara merata pun membutuhkan biaya yang cukup besar. Apakah pemerintah sendiri dapat sanggup? sudah banyak isu berita yang diperbincangkan oleh banyak orang mengenai pembengkakan biaya untuk pembangunan proyek rel kereta api ini.

"Biaya proyek kereta cepat mengalami pembengkakan 1,2 miliar dolar AS. Sebanyak 25 persen dari pembengkakan biaya itu, 60 persen ditanggung KAI melalui penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah dan 40 persen sisanya oleh China. Sementara, 75 persen pembengkakan biaya proyek akan ditutup lewat pinjaman ke CDB yang hingga kini masih dalam negosiasi bunga pinjaman".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline