Lihat ke Halaman Asli

Furqan Jurdi

Pembaca, pendengar dan penulis

Sejarah Bulan Bintang Menyinari Indonesia

Diperbarui: 6 Maret 2018   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar olah pribadi

Dari Sarikat Islam, Masyumi, Hingga Bulan Bintang. 

Partai Bulan Bintang (PBB) merupakan salah satu partai Islam modernis di Indonesia, yang memiliki akar sejarah dan akar ideologis yang jelas. Sepanjang sejarah pergerakan politik Islam Indonesia, tercatat ada gerakan Islam yang mengambil peran Penting dalam perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan Indonesia.

Dalam penulisan sejarah Indonesia kita tidak asing lagi dengan Serikat Dagang Islam yang berdiri tahun 1905, sebagai langkah pertama kebangkitan politik Nasional di Indonesia. Tahun 1905 adalah tahun dimana penguasa Belanda memberlakukan politik etis. Setelah perjuangan konfrontatif, setelah perang demi perang telah dilewati.

Kekalahan demi kekalahan dialami oleh daerah-daerah yang semua daerah itu adalah kerajaan dan kesultanan Islam. Tidak ada perlawanan selain perlawanan Islam sebelum tahun 1900...

Baru ditahun 1908, tiga tahun setelah serikat dagang Islam Hadji Samanhudi berdiri, maka berdirilah Budi Utomo yang gerakannya masih melingkup jawa saja.

SDI pada tahun 1912 merubah nama menjadi Sarikat Islam, setelah H.O.S Tjokroaminoto  masuk dan memimpin pergerakan Islam. SI adalah organisasi egaliter yang keanggotaannya bersifat nasional dan menjadi cikal bakal lahirnya nasionalisme yang utuh dalam sejarah nasionalisme indonesia. Budi Utomo hanyalah melingkupi Jawa, sementara Sarikat Islam merupakan organisasi nasional yang keanggotaannya melingkupi wilayah indonesia sekarang ini.

Egalitarianisme yang dibangun didalam tubuh SI inilah yang melahirkan banyak tokoh-tokih besar. Tjokroaminoto tampil sebagai penggagas utama dalam memadukan nasionalisme Indonesia dengan Islam, dan melahirkan banyak pejuang muda yang sangat cakap, seperti Soekarno dkknya.

Masa pergerakan ini berlangsung hingga masa pendudukan Jepang. Tentara Pendudukan mengusir Belanda untuk memperkokoh kekuasaannya di Indonesia. Sementara itu SI yang sudah berubah menjadi Partai Sarekat Islam dilarang oleh pemerintah pendudukan sekitar tahun 1943. Kemudian Jepang mengganti Nama Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI) menjadi Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI) pada tahun 1943.

Pembentukan Masyumi adalah langkah Pemerintah Pendudukan untuk mengambil simpati ummat Islam sebagai satu-satunya kekuatan yang konsisten melawan kolonialisme.

Masyumi berjalan sebagai organisasi Islam yang didalamnya ada Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Persatuan Umat Islam dll..

Setelah keluar Maklumat Wakil Presiden Nomor X Tahun 1945, maka Masyumi menjadi partai politik. Semenjak itulah partai Politik Ummat Islam dibentuk dan mewakili aspirasi ummat Islam satu-satunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline