Lihat ke Halaman Asli

Ulika

Goresan Pena

Cinta Bukan Secangkir Kopi Pahit

Diperbarui: 23 April 2022   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bergulat lagi dengan kalimat cinta yag tak berkesudahan

Keluh lidah ini merangkai sebuah cerita saat bersua

Entah, dimana alam pikiran saat kita bersua, kuharap disini

Selalu tak ada disni, hingga selalu jadi sebuah kata recehan terucap


Berharap cinta, tak selalu pahit seperti secangkir kopi manis didepan mata

Cinta tapi tak akan sama, terasa pahit walau diramu dengan tatapan cinta

Ramuan tatapan cinta, berharap terucap jadi sebuah lirik-lirik lagu indah

Bukan secangkir kopi manis, selalu lebih menarik tak jadi recehan kata berbusa


Cinta disaat bersua, apa yang kau harapkan hingga dipertahankan

Disaat cinta bersua, tak jadi indah hanya menjadi sebuah pemberi corak berwarna

Cinta, kelu lidah dan hati ini, bersua tapi tak hadirkan rasa, melainkan kegelisahan

Kegelisahan sebuah kebohongan, melihat waktu yang berputar datang memanggil


Cinta, sampai kapan harus bergulat dengan kalimat manis yang tak berkesudahan

Cinta, berharap bukan secangkir kopi pahit yang diramu hingga berubah rasa

Cinta kenyamanan tanpa ramuan, hadirnya berwarna walau hanya mimpi

Karena cinta indah tanpa syarat bukanlah secangkir kopi pahit yang harus diramu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline