Beberapa hari yang lalu seorang teman mem-posting satu artikel yang kira-kira isinya adalah pidato seorang lulusan terbaik suatu universitas yang menyesal karena meskipun meraih hasil yang memuaskan namun tidak memiliki skill, menyia-nyiakan waktu luang dan meninggalkan hobinya untuk belajar hal-hal yang tidak diperlukan. Meskipun kebenaran artikel itu masih dipertanyakan (misal: siapa yang melakukan pidato? dari universitas mana? lulus tahun berapa?), namun banyak orang yang setuju dengan isi artikel itu.
Apakah anda termasuk yang setuju? Saya tidak. Beberapa orang lulusan dengan nilai memuaskan yang saya kenal malahan adalah orang-orang paling 'gila' di lingkungan saya. Free-spirited. Tidak sekaku seperti yang dipaparkan di artikel itu.Namun di sini bukan masalah isinya yang menjadi fokus saya, tetapi perilaku orang-orang yang setuju dengan isi artikel itu.
Hampir sama dengan posting-posting yang menyebutkan bahwa Bill Gates atau Bob Sadino tidak lulus kuliah namun bisa sukses, sebenarnya tulisan-tulisan tersebut memiliki garis besar yang kurang lebih sama : 'Nyante aja bung, ga usah susah-susah belajar, toh juga ga kepake'. Atau, jika memang bukan maksudnya, paling tidak itulah maksud yang ditangkap oleh sebagian besar orang yang setuju dengan isi artikelnya.
Saya rasa pada awalnya kita semua sepakat bahwa menuntut ilmu adalah sesuatu yang baik, dan salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah dengan bersekolah. Jadi, mengapa harus menghujat mereka-meraka yang memiliki prestasi akademis yang baik di sekolah? nilai yang baik tidak selalu mencerminkan kekakuan.
Hanya karena Bill Gates dan Bob Sadino, tidak lulus kuliah, bukan berarti kita lantas boleh menyepelekan pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H