Usai pendeklarasian Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024 yang diusung partai Nasdem, partai besutan Surya Paloh kini terjebak rangkaian masalah.
Pendelarasian yang dinilai premature dan terlalu dini ini menyebabkan ketidaksetujuan anggota internal partai hingga ketidakonsisten nasdem sebagai partai politik pendukung pemerintahan Joko Widodo.
Tidak hanya itu, Zulfan Lindan salah satu kader Nasdem dinonaktifkan dampak dari statement nya Anies Baswedan sebagai antitesis presiden Jokowi.
Pernyataan tersebut ia lontarkan saat hadir dalam program bertema 'Adu Balap Deklarasi, Adu Cepat Koalisi' yang disiarkan detik.com kolaborasi dengan Total Politik.
"Pertama apa, Jokowi ini kami lihat sebagai tesa, tesis, berpikir, dan kerja. Tesisnya kan begitu Jokowi. Lalu kami mencari antitesa, antitesanya siapa? Dari antitesa Jokowi ini yang cocok itu, Anies," lanjutnya.
Kaget dan tidak terima dinonaktifkan, justru Zulfan membeberkan dirinya mengetahui justru dari surat nonaktif dirinya beredar di media sosial.
"Kok tiba-tiba besoknya loh kok surat ini yang keluar, tanpa dikasih sama saya, tanpa dipanggil, tanpa penjelasan, dan yang sangat salah adalah surat ini sebelum saya terima, sudah menyebar di media. Semua media itu medsos-medsos banyak teman kita krim semua, saya bilang 'loh apa-apaan ini?'," kata Zulfan Lindan
Zulfan menyinggung, sosok yang menyebarkan surat tersebut yakni menteri yang ketakutan kena reshuffle Jokowi dampak Nasdem mendukung Anies Baswedan.
Meski tidak membeberkan siapa nama menteri, namun Zulfan membeberkan bahwa Johnny G pLate yang menyampaikan ke Surya Paloh bahwa Jokowi tidak terima dengan penyataan dirinya.
Ia menduga Johnny G Plate sengaja mempermalukan dirinya. "Ya kira-kiralah (menteri siapa). Ya, kan. Nah, jadi ini yang mungkin menyampaikan ke Pak Surya Paloh bahwa 'ini Pak Jokowi agak marah nih dengan apa yang disampaikan oleh Zulfan ini', belum tentu Pak Jokowi marah, dikarang-karang kan bisa juga, siapa pula yang mau cek ke Pak Jokowi? Ya kan? Nggak ada yang bisa ngecek karena dia menteri," ujarnya.
Deklarasi terlalu dini yang dilakukan Nasdem menuai pro kontra dari sejumlah pihak. Konstestasi yang masih 2024 dan posisi Nasdem sebagai pendukung pemerintah. Kebijakan Surya Paloh kini dipertanyakan, bahkan oleh internal partainya sendiri.