Lihat ke Halaman Asli

cangkir hitam

belum memiliki keterangan profil

Puisi | Kau

Diperbarui: 17 Desember 2018   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku biarkan kopi itu menjadi dingin tersentuh angin.

Ku pandang awan yang menghitam menyimpan hujan.

Ku rasakan alunan musik yang bersuara lewat earphone.

Sambil menari-narikan jemari ku diatas tuts saat pikiran dirasuk oleh rindu.

Kau takkan kembali sementara aku masih menunggumu.

Kau takkan hadir sementara aku masih mengharapkanmu.

Kau takkan membalas sementara aku masih memanggil.

Kisah kita sudah hilang padahal aku masih mencari.

Di titik akhir aku menyesali, namun kita sudah berakhir.

Rintik-rintik hujan begitu membingungkanku,

Membawa ku terambang di lautan rindu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline