Lihat ke Halaman Asli

Fuku Anergki

Mahasiswa di Universitas Negeri Semarang

Pemanfaatan Sampah Anorganik Menjadi Ecobrick Tempat Sampah

Diperbarui: 20 Desember 2022   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN UNNES GIAT 3 Desa Babakan, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal Pemanfaatan Sampah Anorganik Menjadi Ecobrick Tempat Sampah (Dokpri)

(Dokpri)

Menurut data statistik persampahan domestik Indonesia, jenis sampah plastik di Indonesia menduduki peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun atau 14% dari total produksi sampah. Dengan demikian, plastik telah mampu menggeser sampah jenis kertas yang tadinya di peringkat kedua menjadi peringkat ketiga dengan jumlah 3.6 juta ton per tahun atau 9 % dari jumlah total produksi sampah.

Di lingkungan sekolah banyak kantin maupun penjual jajanan yang menggunakan kantong plastik sebagai kemasan sehingga dalam sehari sudah banyak timbunan sampah. Harganya yang murah, gampang ditemukan, dan mudah digunakan membuat kantong plastik telah menjadi bagian dari hidup manusia tetapi, dalam sehari-hari belum ada pemilahan dan pengelolaan antara sampah organik maupun anorganik. Hal ini menyebabkan tercemarnya lingkungan sekolah oleh limbah plastik.

Oleh karena itu, mahasiswa KKN UNNES GIAT 3 bekerjasama dengan guru dan siswa SD Negeri 01 Babakan untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah khususnya pembuatan ecobrick. Ecobrick adalah pengelolaan sampah anorganik sebagai bentuk inovasi yang dapat dijadikan suatu barang yang lebih bermanfaat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik di sekitar desa dan sekolah kemudian memanfaatkannya menjadi kerajinan tangan atau kerajinan lainnya. Dengan adanya ecobrick, sampah plastik dapat dimanfaatkan untuk kerajinan atau hiasan seperti rak, meja, tempat sampah, kursi, hiasan dinding, dan lain-lain. Dalam hal ini, tim KKN UNNES GIAT 3 Desa Babakan membuat ecobrick sebagai tempat sampah.

Pelaksanaan program kerja ini dilakukan pada tanggal 03 Desember 2022. Kegiatan ini diawali dengan mengajak siswa-siswa untuk mengguntingi sampah plastik yang telah dibawa dari rumah dan sekolah menjadi potongan-potongan kecil. Dalam satu botol harus terisi penuh sampah plastik sampai botol terasa padat dan memiliki berat yang sama dengan botol lainnya. Setelah diperoleh botol yang cukup dilanjutkan membentuk menjadi tempat sampah. Selanjutnya, membuat kerangka yang membentuk bulat dari kawat dan jaring-jaring besi sebagai alas sebelum dikaitkan dengan botol-botol berisi sampah plastik tersebut. Kemudian, kaitkan botol tersebut sehingga menutupi kerangka tadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline