Lihat ke Halaman Asli

Pupu Fujriani Wasngadiredja

Serenity Guide Counselor Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Seni Menyusun Pikiran di Era Digital

Diperbarui: 31 Oktober 2024   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seni Menyusun Pikiran di Era Digital

Di era digital ini, kita seringkali dibombardir informasi dari berbagai arah: media sosial, berita, email, hingga pesan-pesan yang terus berdatangan. Segalanya terasa cepat, padat, dan kadang menuntut perhatian kita tanpa jeda. 

Tidak heran, semakin banyak orang yang merasa pikirannya "penuh" atau bahkan kewalahan dengan informasi yang berlimpah. Dalam keadaan ini, penting bagi kita untuk belajar menyusun pikiran agar tetap jernih dan seimbang.

Menariknya, menyusun pikiran sebenarnya adalah sebuah seni—keterampilan yang melibatkan komunikasi intrapersonal, atau percakapan dengan diri sendiri. Menyusun pikiran bukan sekadar mengatur apa yang kita tahu, tapi juga tentang menyaring apa yang masuk ke dalam kepala kita. Di sinilah peran mindfulness dan komunikasi dengan diri sendiri sangat penting. 

Ketika kita mengarahkan perhatian pada apa yang benar-benar penting dan mengabaikan sisanya, kita memberi ruang untuk lebih memahami diri, menentukan prioritas, dan menemukan ketenangan.

Di era digital, mudah sekali terjebak dalam "overload informasi." Terlalu banyak membaca, menonton, atau mengikuti berita seringkali membuat kita merasa bingung dan cemas. Pada akhirnya, kita perlu memahami bahwa tidak semua informasi penting. 

Memilih informasi yang benar-benar relevan dengan hidup kita adalah langkah pertama untuk menenangkan pikiran. Setiap kali merasa terlalu banyak informasi yang masuk, tanyakan pada diri: Apakah ini bermanfaat? Apakah ini benar-benar penting?

Seni menyusun pikiran juga melibatkan kemampuan untuk mengatur waktu dan fokus. Salah satu tantangan di era digital adalah banyaknya distraksi. Notifikasi di ponsel, deretan aplikasi, dan media sosial dapat mengganggu kita dari hal-hal yang sebenarnya lebih penting. 

Untuk mengatasinya, coba batasi waktu yang dihabiskan untuk melihat layar dan fokuslah pada aktivitas yang membangun. Luangkan waktu untuk duduk, merenung, atau bahkan menulis di jurnal, agar kita dapat meletakkan kembali pikiran-pikiran yang berserakan.

Dalam psikologi komunikasi, membangun dialog yang baik dengan diri sendiri sangatlah penting. Ketika kita mulai mendengarkan diri, kita lebih mampu menyusun prioritas dan mengatasi rasa cemas atau stres yang muncul karena informasi berlebih. 

Jangan takut untuk memberi diri Anda ruang dan jeda dari dunia digital. Cobalah untuk benar-benar hadir dalam setiap momen, apakah itu saat bekerja, berbicara dengan orang lain, atau sekadar menikmati waktu sendirian. Ini adalah cara efektif untuk mengasah kemampuan kita dalam menyusun pikiran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline