Lihat ke Halaman Asli

Be a Good Leader dengan Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai Kebajikan

Diperbarui: 18 September 2023   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pengajar.co.id

Satu kutipan dari Bob Talbert mengatakan bahwa "Mengajarkan seorang anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik". Artinya sebagai guru yang baik kita harus tahu kebutuhan anak. Pembelajaran dinyatakan berhasil ketika pembelajaran tersebut mampu memenuhi kebutuhan setiap anak di kelas. Kebutuhan setiap anak tentunya berbeda-beda sesuai dengan kodratnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut:

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Kalimat tersebut mengajarkan kita bahwa kita sebagai guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengukir kebermaknaan di dalam diri siswa, sehingga kompetensi yang di harapkan dapat tercapai, terutama pada Fase A dimana fase ini merupakan masa transisi PAUD -- SD. Sebagai seorang guru di fase ini tentunya harus melaksanakan pembelajaran seperti layaknya guru di PAUD/TK. Miskonsepsi selama ini bahwa di PAUD tidak boleh diajarkan calistung itu adalah pendapat yang salah. 

Guru boleh mengajarkan membaca, menulis dan berhitung namun dengan pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan jenjang usianya. Penanaman karakter, moral dan budi pekerti merupakan hal yang utama. Outputnya siswa akan menjadi generasi yang memiliki budi pekerti, bermoral, mempunyai nilai kebajikan dan kebenaran, serta menjadi generasi Pancasialis. Siswa ini lah yang menajdi mahakarya terbaik dari semua gruu-guru yang akan mewarnai generasi penerus Bangsa Indonesia. Jadi, guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan. Guru dalam memilih metode ataupun strategi pembelajaran dan melayani kebutuhan anak harus tepat dalam mengambil keputusan.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Triloka Ki Hajar Dewantara yaitu sistem among sampai sekarang menjadi landasan dari sistim Pendidikan di Indonesia. Ing Ngarso sung tulodho artinya di depan memberikan contoh yang baik, ing madya mangun karso artinya di tengah memberikan semangat, motivasi serta membersamai murid dalam prosesnya, tut wuri handayani artinya dibelakang memberikan dukungan penuh.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Seorang guru merupakan idola bagi semua muridnya. Apalagi di tingkat sekolah dasar anak sedang dalam tahap meniru (imitation). Apapun yang dilakukan guru akan ditiru oleh muridnya, sehingga guru harus terampil dalam mengambil keputusan. Nilai kejujuran dan nilai integritas dalam diri seorang pendidik akan tercermin dalam keteladanan dan juga keterampilannya dalam mengambil keputusan.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan berkaitan dengan "coaching" memberikan pencerahan terhadap proses coaching itu sendiri. Kita sebagai guru tidak bisa mengelak bahwa akan ada banyak sekali masalah yang membutuhkan penyelesaian dan menguji kita dalam megambil keputusan. Pengambilan keputusan yang baik harus mengacu pada prinsip tertentu. Salah satu faktor yang dapat membantu pengambilan keputusan adalah keterampilan coaching. 

Praktik coaching yang telah saya lakukan memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana kita memberikan keputusan yang baik. Keputusan yang baik diambil dari keterampilan coaching  yang berlandaskan nilai etika, nilai kebajikan, berpihak pada murid dan sesuai dengan visi sekolah. Saya rasa materi yang diberikan oleh fasilitator dalam PGP sudah efektif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline