September 2016 adalah bulan yang dihujani oleh begitu banyak berita dan cerita tentang Pilgub DKI 2016. Fenomena ini selalu saja menarik perhatian, terutama dengan headline nama seorang tokoh pemimpin yang tak asing lagi yaitu Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab dipanggil Ahok.
Beliau adalah gubernur yang kini sedang menjabat di ibukota negara Indonesia, Jakarta. Sikap dan gaya bicaranya yang fenomenal membuat beliau banyak dikagumi sekaligus tidak disukai banyak orang. Itu hak setiap individu. Namun, bagaimana jika sampai terjadi penghinaan atau bahkan fitnah?
Menjelang Pilkada DKI Jakarta mendatang, tiap-tiap partai berlomba untuk mencari calon pasangan gubernur dan wakil gubernur yang akan mereka dukung ataupun mereka usung baik dari dalam partai mereka ataupun dari kelompok lain. Yang menjadi utama hanyalah pasangan yang mereka usung adalah pasangan yang berpotensi menang. Oleh karena itu, hal ini mendorong terjadinya banyak bentuk kampanye-kampanye yang bersifat negatif termasuk dari kalangan ternama.
Sebut saja Amien Rais, yang belum lama ini menjadi khatib dalam acara salat Idul Adha di Masjid Rumah Sakit Islam Sukapura dan menggelar rapat akbar bertajuk “Memilih Pemimpin yang Santun dan Pro Rakyat”. "Pilih yang jujur, yang cinta rakyat kecil. Yang bukan tukang gusur, bukan yang meladeni kepentingan pemodal," kata Amien.
Jujur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang. Jujur juga dapat berarti perlakuan yang adil terhadap orang secara objektif. Perilaku jujur tidak dapat dinilai dalam waktu yang singkat. Perlu pengamatan lebih dalam untuk menentukan bagaimana karakter dalam diri seseorang.
Lalu, bagaimana menilai kejujuran seorang pemimpin?
Kinerja seseorang akan terlihat dari hasil. Kejujuran adalah bagian dari faktor yang mendukung kinerja tersebut. Ada kalimat yang menyatakan bahwa kepribadian termasuk tingkat kejujuran seseorang hanya akan terbukti kebenarannya setelah mereka duduk dalam tahta kekuasaan. Setelah berada di atas angin, maka barulah kita dapat menilai kepribadian pemimpin yang sesungguhnya.
Ahok adalah politikus pertama yang dengan lantang mengajukan untuk melakukan pemeriksaan atas harta tiap pejabat di Indonesia. Secara nalar, orang yang berlaku tidak jujur tidak akan berbuat demikian. Ketika seseorang berbohong, mereka akan cenderung menutupinya dengan kebohongan yang lain sehingga kebohongan semakin terpupuk dan tak ada ujungnya.
Bagaimana dengan yang santun dan cinta rakyat kecil?
Yang dimaksud dengan santun dalam KBBI adalah halus dan baik; sabar dan tenang; sopan; penuh rasa belas kasihan; serta suka menolong. Sebelum meng-judge orang lain, kita hendaknya bercermin, melihat bagaimana diri kita, bertanya tentang apa saja yang telah kita perbuat bagi kebaikan orang lain. Bagimana dengan yang dilakukan Amin Rais? Apakah hal tersebut halus dan baik? Penuh rasa belas kasihan? Yang dilakukan Amien Rais adalah salah. Cara beliau dengan menyampaikan pendapatnya dalam khotbah keagamaan tidak dibenarkan dalam peraturan. Oleh karena itulah beliau mendapat teguran dari MUI. Kemudian, bagaimana yang bahkan tak menunjukkan kesantunannya mampu memberi judge terhadap yang lain? Refleksikan. Tidak semua hal yang terlihat buruk diluar, juga buruk didalamnya. Hasil adalah bukti. Berdasarkan hasil kita boleh menilai. Itulah yang paling objektif.
“Berhenti memilah antara apa yang diinginkan dan tidak, lalu stagnasi hanya karena anda berkeras atas sesuatu yang sebenarnya harus berubah. Berhenti juga menilai baik buruk dari apapun. Bahkan untuk itu anda hidup. Anda adalah pengamat dan penikmat. Bukan hakim.”- Dewi Lestari