Lihat ke Halaman Asli

Fufu Syaifudin

Pengajar/Warga Biasa

Mengembalikan makna Pendidikan : Meninjau Kembali "The End of Education" Karya Neil Postman

Diperbarui: 24 Juni 2024   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.berdikaribook.red/

Neil Postman adalah seorang kritikus budaya dan pendidik terkemuka. membaca buku ketiganya yang berjudul "The End of Education" mengajak kita untuk merenungkan kembali tujuan pendidikan. Meski buku ditulis hampir tiga dekade yang lalu tapi gagasan-gagasan Postman dalam buku ini masih tetap relevan untuk melihat mengapa sistem pendidikan seringkali gagal memenuhi harapan dan langkah-langkah seperti apa yang perlu diambil untuk memperbaiki situasi ini. Postman mengkritik sistem pendidikan modern yang dianggapnya terlalu terobsesi dengan teknologi, standar penilaian, dan metode pengajaran yang canggih, sementara mengabaikan pertanyaan mendasar tentang apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan. Pendidikan seharusnya tidak hanya tentang mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga tentang membentuk karakter, memberikan makna, dan membantu siswa memahami dunia di sekitar mereka.

Neil Postman memulai bukunya dengan pertanyaan mendasar: Apa tujuan dari pendidikan? Dia menekankan bahwa banyak diskusi tentang pendidikan terlalu fokus pada cara (means) dan melupakan tujuan (ends). Dalam konteks ini, tujuan pendidikan tidak hanya terbatas pada pencapaian akademik, tetapi juga mencakup pengembangan karakter dan membentuk cara berfikir peserta didik. Postman berargumen bahwa pendidikan modern telah kehilangan arah karena terlalu terobsesi dengan teknologi, standar penilaian, dan metode pengajaran yang kompleks. Dia menekankan bahwa pendidikan seharusnya lebih dari sekadar mempersiapkan siswa untuk dunia kerja, tetapi juga membentuk karakter dan memberikan makna hidup. Fokus yang berlebihan pada aspek teknis telah menyebabkan sistem pendidikan menjadi kering dan tidak inspiratif, yang pada akhirnya membuat siswa merasa terasing dan tidak termotivasi.

Kritik Terhadap Sistem Pendidikan Modern

Salah satu poin utama yang dikemukakan oleh Postman adalah bahwa pendidikan saat ini sering kali hanya dilihat sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan yang pragmatis. Sekolah-sekolah dianggap sebagai tempat untuk mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang kompeten, dengan keterampilan teknis yang dibutuhkan oleh pasar. Namun, Postman menganggap pendekatan ini sebagai pengabaian terhadap esensi pendidikan yang sesungguhnya.

Ia mengkritik bahwa tujuan pendidikan dewasa ini diarahkan pada utilitas ekonomi, konsumerisme teknologi dan  yang sering dijadikan jawaban atas krisis pembelajaran di sekolah-sekolah saat ini. Menurut Postman, harus ada tujuan yang lebih besar dan narasi yang bermakna sehingga sekolah bukan hanya menjadi "tempat penahanan", tetapi tempat dimana siswa mendapatkan perhatian dan pembelajaran yang sejati terjadi.

Pentingnya Narasi dalam Pendidikan

Narasi atau gagasan besar adalah salah satu konsep kunci yang diajukan oleh Postman. Ia berpendapat bahwa narasi yang kuat dan bermakna dapat memberikan siswa rasa tujuan dan arah hidup. Tanpa narasi yang jelas, pendidikan kehilangan maknanya dan hanya menjadi serangkaian aktivitas tanpa tujuan yang jelas. Postman memberikan contoh narasi besar seperti pencarian kebenaran, pemahaman sejarah, penanaman moralitas, dan pengembangan identitas pribadi yang dapat memberikan siswa rasa makna dan tujuan dalam kehidupan mereka.

Dampak Teknologi pada Pendidikan

Postman juga menyentuh dampak teknologi pada pendidikan. Ia menyatakan bahwa teknologi sering kali mengalihkan fokus dari proses pembelajaran yang mendalam dan reflektif ke konsumsi informasi yang cepat dan dangkal. Meskipun teknologi memiliki potensi besar untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, Postman memperingatkan bahwa penggunaan teknologi yang tidak bijaksana dapat merusak tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Relevansi dengan Sistem Pendidikan di Indonesia

Kritik dan pandangan Postman terhadap sistem pendidikan modern memiliki relevansi yang kuat dengan situasi pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia sering kali terlalu fokus pada nilai ujian dan prestasi akademis sebagai tolok ukur utama keberhasilan. Hal ini mirip dengan kritik Postman terhadap obsesi pada utilitas ekonomi yang pragmatis. Siswa masih saja diajarkan untuk menghafal dan lulus ujian daripada memahami dan mengeksplorasi ide-ide besar dibalik pengetahuan yang mereka dapatkan di kelas yang justru bisa memberi mereka pemahaman yang lebih dalam tentang dunia dan tempat mereka berada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline