Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Faza Kholil Fuad

Santri & Mahasiswa STAI Al-Anwar Sarang Rembang

Mengatasi Kensenjangan Pendidikan dan Ekonomi di Tanah Papua

Diperbarui: 3 November 2024   10:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://inpro.id/jumlah-penduduk-papua/

Papua, sebagai bagian dari provinsi yang ada di Indonesia  menghadapi, tantangan besar dalam mengatasi kesenjangan pendidikan dan ekonomi yang ada. Kesenjangan pendidikan dan ekonomi yang ada di Papua menjadi perhatian utama dalam kajian tentang pembanguan dan kesejahteraan masyarakat di provinsi tersebut. Sebagai salah satu provinsi di Indonesia akan kaya dengan sumber daya alamnya, termasuk tambang emas, gas alam, kelapa sawit, dan keanekaragaman hayati yang melimpah, papua seharusnya mampu menigkatkan kesejahteraan penduduknya. Namun kenyataannya masih banyak masyarakat yang hidupnya jauh dari kata layak. Ini didukung mentri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan sebagian besar daerah yang tertinggal salah satunya berada di papua. Dalam peraturan tersebut tercantum daerah yang termasuk kategari 3T (tertinggal, terdepan, terluar,)

Pada periode 2020-2024,sekitar 30 kabupaten di Papua memang tercatat sebagai daerah tertinggal, Angka ini merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan wilayah lainnya seperti Nusa Tenggara, Maluku, dan Kalimantan, Data ini mencerminkan bagaimana kondisi masyarakat di wilayah tersebut.

Masyarakat papua masih mengalami kesenjangan yang singnifikan dibandingkan dengan daerah lainnya, terutama dalam hal pendididkan dan ekonomi. Dalam artikel ini akan membahas tentang kesenjagan pendidikan dan ekonomi yang ada di papua.

KESENJANGAN PENDIDIKAN

Pendidikan ialah suatu hal yang penting bagi setiap individu. Akan tetapi, beberapa daerah di Indonesia masih banyak masalah tentang pendidikan yang tidak seimbang seperti hal nya di wilayah-wilayah terpencil. Pendidikan yang tidak seimbang dapat memberikan dampak yang buruk bagi masa depan. Terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan belum meratanya pendidikan di Indonesia seperti fasilitas yang belum memadai, infrastruktur yang belum merata, keterbatasan akses, kemiskinan, dan sebagainya.

Pendidikan di Papua juga sama memprihatikannya. Kabupaten-kabupaten Di Papua tercatat pada tahun 2023, Papua memiliki IPM (Indeks Pembangunan Manusia) terendah di Indonesia, yaitu 62,25 poin, dan dari 18 dari 29 kabupaten di Papua memiliki IPM yang rendah. Kesenjangan pendidikan menjadi salah satu hal yang memengaruhi kualitas masyarakat di Papua. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesenjangan pendidikan di Papua antara lain, para guru tidak tersebar merata di Papua,  banyaknnya konflik dan ganguan keamanan yang menyulitkan baik siswa maupun guru, dan salahnya menejemen dalam mengimplentasikan kebijakan pemberian beasiswa di Papua.

KESENJANGAN EKONOMI

, Tercatat pada maret 2024 persentase penduduk miskin di papua sebesar 17,26%, Jumlah penduduk miskin di papua sebesar 152.910 jiwa, garis kemiskinan di papua sebesar RP.674.371 per kapita per bulan, Secara nasional angka kemiskinan ekstrem di Indonesia berada di angka 0,83%. Namun, masih ada 3 provinsi dengan tingkat kemikinsn ekstrim lebih dari 5%  yaitu Papua pegunungan, Papua tengah, dan Papua timur.

Kondisi masyarakat, khususnya di daerah 3T di Papua, masih sangat memperihatinkan. Hal ini terlihat tidak  hanya dari angka kemiskinan, tetapi juga dari tingkat stunting dan kekurangan gizi yang dialami anak-anak di Papua. Meskipun prevalensi stunting di provinsi Papua telah mengalami penurunan pada tahun 2019, angka tersebut masih mencapai 29,35 %.

Ada beberapa sebab yang melatarbelakangi stunting ini adalah terbatasnya persediaan makanan, pengetahuan orang tua yang kurang soal gizi anak, kebiasaan makan seadanya asal kenyang yang di terapkan oleh masyarakat sebab banyaknya anggota keluarga, serta terbatasnya infrastruktur yang membuat ibu hamil sulit meenuhi kebutuhan nutrisinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline