Lihat ke Halaman Asli

Fuad Ashari

Blog Pribadi

Sinergitas Sains dan Spiritualitas Islam dalam Menyikapi Pandemi

Diperbarui: 15 Februari 2021   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para santri sedang melakukan Swab test. (kompas.com)

Respons masyarakat dunia dalam menyikapi pandemi Covid-19 melahirkan banyak diskursus. Dunia kesehatan yang tidak ada hentinya melakukan penelitian dan berdiskusi mencari formula untuk menanggulangi pandemi yang terjadi. Penyebaran virus yang cepat dan masif memaksa terciptanya kebijakan baru seperti lock down, physical distancing atau social distancing.

Semua opsi kebijakan tersebut menimbulkan dampak yang luar biasa di berbagai sektor kehidupan. Salah satunya sektor sosial kemasyarakatan, senyum kepada saudara yang merupakan sedekah mulai tidak terlihat lagi karena mulut tertutup masker.

Bersalaman dengan sanak saudara sebagai salah satu sarana penyambung tali silaturahim pun juga dilarang karena ada kebijakan physical distancing.

Hubungan sosial kemasyarakatan dan keagamaan juga tak luput dari fase “kebiasaan baru”. Fenomena kebiasaan baru inilah yang banyak menimbulkan pro dan kontra. Bahkan situasi yang ditimbulkan oleh pandemi ini digiring ke dalam berbagai wacana publik.

Banyak diantara mereka menilai bahwa pandemi ini merupakan tanda-tanda datangnya akhir zaman. Bahkan perseteruan argumentatif kerap terjadi antara para ahli sains dan ahli agama dalam memahami serta menyikapi pandemi.

Kelompok yang pro terhadap sains menilai masyarakat yang kurang mengindahkan himbauan protokol kesehatan dan tetap melaksanakan ibadah di rumah peribadatan sebagai bentuk kesombongan dalam beragama, kelompok fatalistik dan yang lainnya.

Sebaliknya, kelompok yang lain menuduh masyarakat yang tetap di rumah dan tidak mau melaksanakan kegiatan ibadah di rumah peribadatan sebagai bentuk lemah iman dan dinilai lebih takut pada virus corona daripada takut kepada Sang Maha Pencipta.

Sains dalam Perspektif Islam

Dalam perspektif Islam, semua ilmu berasal dari Allah SWT. Bentuknya ada yang berupa ayat qauliyah (Al-Qur’an dan Hadits), dan ayat kauniyah (fenomena alam yang ada di langit dan bumi). Kalau dipetakan secara sederhana, Ilmu pengetahuan dalam Islam meliputi dua unsur, pertama yaitu unsur nalar atau bisa juga disebut sebagai sains, dan yang kedua yaitu unsur mistik atau bisa disebut dengan spritualitas.

Implementasinya dalam kehidupan ini tergambar pada manusia yang dalam proses menemukan kebenaran akan senantiasa menggunakan potensi spritualitasnya dengan media dzikir. Disisi lain juga menggunakan potensi saintifiknya dengan memikirkan fenomena alam semesta.

Dengan demikian untuk menyikapi fenonema pandemi Covid-19, sains harus terlibat dengan cara berihtiar untuk menemukan formula serta berbagai upaya logis yang bersifat preventif. Upaya ini selaras dengan prinsip sains yaitu mengungkap materi yang masih tersembunyi. Tapi yang harus diingat bahwa unsur sains hanya bisa menjangkau sesuatu yang indrawi dan sesuatu yang bisa dinalar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline