Seperti sudah diduga Joseph Blatter terpilih kembali sebagai Presiden FIFA. Ini berarti Blatter yang sejak 1998 sudah menjadi Presiden FIFA akan menjadi Presiden FIFA sampai dengan tahun 2019. Ini merupakan periode kelima bagi Blatter dalam menjabat kedudukan puncak dari FIFA.Dalam pemIlihan Presiden FIFA kali ini Blatter mengalahkan lawannya dari Jordania, Pangeran Ali bin al-Hussein, dengan poerbedaan suara mencolok, 60 suara. Di putaran kedua, Pangeran Ali bin Hussein mengundurkan diri. Blatter unggul mutlak karena didukung oleh negara-negara Asia dan Afrika. Sedangkan Pangeran Ali bin al-Hussein yang juga Wakil Presiden FIFA hanya didukung oleh negara-negara Eropa dan Australia. Ironi bagi Pangeran Ali bin al- Hussein yang dari Asia, tapi tidak didukung oleh negara-negara Asia. Ada apa gerangan? Ini menimbulkan pertanyaan.
Kemenangan Blatter sendiri ditanggapi dingin oleh negara-negara Eropa, Sekjen Asosiasi Sepakbola Belanda (KNVB) mengatakan bahwa kemenangan Blatter karena negara-negara kecil di Asia dan Afrika. David Gill, Wakil Ketua FA, Asosiasi Sepakbola Inggria, bahkan memboikot dengan tidak menghadiri siding Komite Eksekutif FIFA. Suara lebih keras dari Eropa adalah dengan mempertimbangkan akan membentuk organisasi sepakbola Dunia tandingan sebagai reaksi dengan terpilihnya Blatter. Mengapa harus demikian ? Apa yang memotivasi semuanya ini? Apa apa di balik semua respons terhadap terpilihnya Blatter, terutama dari
negara-negara Eropa.
Yang mengagetkan semua pihak, setelah 4 hari terpilih menjadi Presiden FIFA, Sepp Blatter menyerahkan jabatan dan tanggung jawab sebagai Presiden FIFA. Menilik gaya dan prilaku Blatter selama ini yang dikenal sebagai ahli strategi, keputusan Blatter membuat semua pihak bertanya-tanya baik dari pihak pendukung maupun dari pihak pengritiknya. Bagaimana tidak, dalam pernyataannya yang disampaikan dalam bahasa Perancis, Sepp Blatter tidak mengatakan kata-kata mengundurkan diri. Sementara itu, akan diadakan Kongres Luar Biasa FIFA untuk memilih Presiden Baru. Kongres tersebut baru akan dilaksanakan enam sampai 8 bulan mendatang. Dalam waktu yang relatif lama itu segala sesuatu bisa terjadi. Sulit membuat prediksi yang akurat.
Historis:
Sebelum mengambil kesimpulan mengapa Sepp Blatter terpilih kembali ada baiknya dilihat secara historis siapa-siapa saja yang pernah menduduki jabatan Presiden FIFA sejak didirikan pada 21 Mei 1904 di Rue Saint-Honore, Honore, Paris.