Lihat ke Halaman Asli

Sirajul Fuad Zis

Public Relations

Menghargai Diri Sendiri, Serta Melejitkan Cahaya dalam Diri

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Malu ah…

vAku nggak ganteng

vAku jelek

vAku nggak pintar

vAku nggak PD

vAku ggak sipintar dia

vAku nggak pandai

Katakana kepada dirimu “don’t be shy with your self” janganlah malu dengan dirimu sendiri”hindarilah sifat malu yang seperti ini

Why?????

Kita semua manusia bukan?ada yang ganteng dan ada yang jelek, ada yang kaya dan ada yang miskin, jadi sudah hal yang lumrah tentang permasalahan tersebut, jika kita merasa ada yang kurang maka coblah untuk menjadi pribadi yang unik disenangi oleh orang banyak, membuat orang tersenyum dan bahagia, tutupilah kekurangan itu dengan sedikit kelebihan,

” pandangan orang itu tidak penting, yang penting adalah pandangan-Nya, jangan pikirkan pandangan yang meragukan kita terhadapapa yan sudah di cioptakan Allah, dan di anugrahkan-Nya kepada kita, bukankah Allah telah berfirman”telah aku ciptakanmanusia sebaga makhluk yang paling mulia, dan manusia makluk sebaik-baik bentuk” mengapa harus di pertanyakan?”inilah hati penuturan sang kakak sayyang bernama Nur Azizah, yang memggugah hati saya,sehingga saya semangat lagi melakukan aktivitas tanpa memikirlkan kekurangan diri, dan sibuk deng suatu masalah, Semoga Allah memuliaknya dan melimpahkan rahmat kepadanya sehingga ia terjaga dari godaan setan.

Kita nggak pintar?, kalu pemikiranya seperti itu ya tentu kita akan tenggelam terus dalam kebodohan, kita sendiri yang mengkuidir kita tidak pintar, maka bernggapanlahsaya pintar,bukan untuk sombong, kan tetapi untuk memotivasi diri agar lebi bersemangat dan berjuang untuk menuntu ilmu.

Jangan terus malu jika disuruh maju untuk menampilkan sesuatu di dpepan panggung, maka tekadkan diri, bahwa kita malu kepada Allah,Malikat dan Rasul-Nya ketika membuat suatu dosa!!,jdilah diri masing-masing dan tidak sibuk dengan maslah orang lain.

Jika telah selesai itu semua butuh kita runcingkan anak panah!!!

Sebelum kita mulai berburu rusa marilah kita runcingkan anak panah supaya rusa benar-benar membuat rusa lemah dan jatuh, jikalau kamu berhasil meakhlukan rusa tersebut dengan anak panahmu, maka nikmatilah keberhasilanmu dengan rasa Syukur kepada sang Rabb.

Begitu juga dengan kehidupan kita, apabila ingin sukses, ya tentu kita harus benar-benar menguasai apa yang ingin dicobakan kita dan mempermatang ilmu agama,umum dan lain-lain, so bukan bagaiman cara cepat sms-an bersama sang kekasih duni yang fana.

Jadi yang ingin sukses menuju jannatu firdaus, perdalamlah ilmu agama dengan ikhlas, mengaharp ridho Allah, lantas praktekan untuk diri sendiri, bagaimana meruncingkanya?”tentu dengan cara kita masing-masing, mari kita bersama-sama meruncingkan panah sehingga bisa tembus kea lam yang kita inginkan, semoga Allah melindungi kita semua, menambahkan rezki,dan kita terjaga dari godaan setan yang terkutuk lagi membuat orang mengutuk-ngutuknya.

Runcingkan ketajaman untuk berpikir, sehingga kita mengetahui dunia sudah mulai gelap,tidak makmu, kehancuran berada di mana-mana baik dari kalangan orang dewasa sampai anak kecil. Tidakkah kasihan kita dengan anak cucu kita di masa yang akan mendatang?, tegakah kita melanggar janji kepada Allah?inginkah neraka menghisapmu dengan kenikmatan baginya, sehingg kamu tidak kasihan kepada dirimu, maka saya menghimbau kepada seluruh kaum muslimin untuk takut kepada Allah dan menjadikan hidup bahagia, sejahtera, tanpa berkerumun dengan maksiat yang terlaknat, tidak berkumpul dengan dosa-dosa yang menggunung.

Bila ada cahaya dalam jiwa, maka akan hadir kecantikan dalam diri seseorang. Bila ada kecantikan dalam diri seseorang, akan hadir keharmonisan dalam rumah tangga. Bila ada keharmonisan dalam rumah tangga, akan hadir ketertiban dalam negara. Dan bila ada ketertiban dalam negara, akan hadir kedamaian di dunia. (Pepatah Cina)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline