Lihat ke Halaman Asli

Fuad Fuaddri

Mahasiswa IPB University

Manajemen Waktu dan Kesejahteraan pada Keluarga dengan Suami dan Istri Bekerja

Diperbarui: 28 April 2024   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dinamika keluarga terutama dalam pasangan suami istri bekerja, terdapat tantangan dalam mencapai keseimbangan antara karier dan kehidupan keluarga. Manajemen waktu menjadi kunci penting dalam menjaga hubungan keluarga yang berkualitas, terutama bagi pasangan suami-istri yang bekerja.  Kesempatan berharga pada saat sesi makan dapat memelihara kedekatan hubungan keluarga. Dukungan dan kerjasama antara pasangan, baik suami maupun istri dapat menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dimana keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi dapat tercapai. Dalam upaya mencapai keseimbangan ini, model-model manajemen konflik seperti model analisis peran dan model tiga faktor dapat menjadi pedoman yang berharga bagi keluarga modern.

Pada penelitian “Wives Shift Work Schedules and Husbands and Wives Well-Being in Dual-Earner Couples With Children A Within-Coup” diketahui bahwa manajemen waktu bagi para suami istri yang bekerja menimbulkan dampak negatif pada kondisi psikologis suami istri ataupun anak yang berdampak juga pada keharmonisan keluarga

Tantangan Manajemen Waktu pada Keluarga Suami Istri Bekerja yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga:

Keluarga dengan pasangan suami-istri yang bekerja tidak luput dari tantangan. Kebahagiaan keluarga dilihat dari sudut psikologis, sementara kesejahteraannya dari segi ekonomi. Proses mencapai kesejahteraan keluarga melibatkan kerjasama antara suami dan istri, baik dalam urusan rumah tangga maupun kerjasama dalam dunia pekerjaan. Namun, tantangan seperti pembagian tugas dan manajemen waktu dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan konflik. Sehingga istilah "peran ganda"  jatuh pada istri yang harus mengatur tugas rumah tangga sambil bekerja. Meski demikian, manajemen waktu yang baik antar urusan rumah tangga dan dapat membantu mengatasi tantangan ini. Seperti dalam berkomunikasi agar antar keluarga tetap berjalan dengan baik, dapat diatasi dengan menyempatkan waktu untuk berbincang dengan keluarga saat sarapan dan makan malam bersama, sebelum tidur, dan selama akhir pekan. Penerapan strategi efektif dalam menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga dapat mengurangi kemungkinan masalah dan meningkatkan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Dengan demikian, suami dan istri perlu berkolaborasi untuk memastikan keseimbangan antara tanggung jawab pekerjaan dan keluarga, sehingga hubungan dan dinamika keluarga tetap harmonis.

Family Time pada Orang Tua Pekerja terhadap Kesejahteraan Anak dan Remaja:

Kesejahteraan anak masih menjadi isu pembangunan bangsa karena kualitas bangsa dipengaruhi oleh kualitas anak di masa sekarang. Family time menjadi salah satu cara untuk menikmati waktu bersama keluarga. Kesejahteraan anak  memiliki berbagai indikator seperti ketiadaan afek negatif, kepuasan, kebahagiaan, penerimaan diri. Kesejahteraan  yang diukur pada keluarga responden termasuk kesejahteraan subjektif yang diukur dari tingkat kebahagiaan dan kepuasan responden. Berbagai penelitian terkait  pekerjaan yang berhubungan dengan berbagai faktor baik menguntungkan dan merugikan bagi perkembangan anak. Remaja perempuan lebih vokal dalam menyampaikan pendapatnya, interaksi remaja perempuan dengan orang tua berhubungan dengan tingkat kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan subjektif anak dipengaruhi dari kualitas waktu bersama orang tua-anak. Status ekonomi mempengaruhi kesejahteraan subjektif. Pada keluarga responden  mendapatkan sikap yang lemah lembut dari orang tua bahkan ketika keadaan marah.  Peran keluarga yang saling terlibat dan cepat, tanggap sangat dibutuhkan pada aspek kasih sayang. Minimnya pengetahuan pada orang tua terkait peran gender karena kesibukan bekerja, hal tersebut dapat mengganggu pembagian peran gender untuk menjalankan fungsi keluarga yang optimal

Pola Asuh Orang Tua Bekerja terhadap Anak:
Dalam era modern ini, pola asuh anak oleh orang tua yang bekerja menjadi topik yang semakin relevan. Orang tua yang bekerja dihadapkan pada tantangan membagi waktu antara pekerjaan dan tanggung jawab sebagai orang tua. Penting bagi mereka untuk memahami bahwa kualitas interaksi dan perhatian yang diberikan kepada anak memiliki dampak besar pada perkembangan mereka. Manajemen waktu menjadi kunci utama dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Orang tua perlu menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak, baik secara fisik maupun emosional. Komunikasi yang terbuka dan penuh pengertian antara orang tua dan anak sangat penting dalam membentuk hubungan yang sehat. Pola asuh yang demokratis, di mana anak dilibatkan dalam pengambilan keputusan, dan pola asuh yang mendukung, di mana orang tua memberikan dukungan emosional dan mendengarkan pendapat anak, dapat membentuk anak yang percaya diri dan mandiri. Dengan kesadaran akan pentingnya pola asuh yang tepat, orang tua yang bekerja dapat memberikan fondasi yang kuat bagi masa depan anak-anak mereka.

Pola Komunikasi yang Digunakan oleh Orangtua Bekerja terhadap Anak:

Komunikasi adalah kunci penting dalam sebuah keluarga. Dengan berkomunikasi secara teratur, anggota keluarga dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan saling memahami satu sama lain. Komunikasi yang baik juga dapat membantu mengatasi masalah dan konflik yang mungkin timbul dalam keluarga. Tindakan komunikasi yang baik, bisa dilakukan orangtua dengan cara mendengarkan cerita dari anaknya. Menanggapi cerita dari anak merupakan hal yang sangat penting dalam hubungan antara orangtua dan anak. Ketika anak bercerita, mereka mencari perhatian dan pengakuan dari orangtua mereka. Dengan menanggapi cerita mereka, orangtua dapat menunjukkan bahwa mereka peduli dan memperhatikan kehidupan anak mereka. Secara umum, pola komunikasi orangtua terhadap anak terbagi menjadi tiga. Pertama komunikasi terbuka, pola komunikasi ini diindikasikan dengan anak yang memiliki rasa nyaman dan kepercayaan yang tinggi terhadap orangtuanya.

Dampak Negatif dari Masalah Pekerjaan Orangtua terhadap Hubungan Keluarga dan Kesejahteraan Anak:

Kesejahteraan anak tergantung pada keluarga sebagai lingkungan utama bagi pertumbuhan fisik dan psikologis mereka. Orang tua berperan penting dalam menyediakan dukungan optimal untuk anak, seperti perhatian, motivasi, interaksi positif, dan dukungan materi. Interaksi yang tinggi dengan orang tua, terutama ibu, penting bagi remaja dalam mengatasi tantangan pertumbuhan dan perkembangan mereka. Masalah pekerjaan orang tua dapat menjadi hambatan bagi kesejahteraan anak, tetapi dapat diatasi dengan menyeimbangkan waktu dan memisahkan masalah pekerjaan dari lingkungan rumah. Suami istri yang bekerja perlu menggunakan waktu dengan bijak untuk menjaga ikatan emosional dengan anak-anak mereka. Hasil wawancara menunjukkan bahwa masalah pekerjaan dapat mempengaruhi hubungan keluarga dan kesejahteraan anak, tetapi pasangan suami istri dapat mencari solusi dengan tetap profesional dan tidak membawa masalah pekerjaan ke rumah. Dengan demikian, kesejahteraan keluarga tetap terjaga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline