Lihat ke Halaman Asli

Firdaus Tanjung

Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

[Bagian ke 4] Catatan Perjalanan Relawan, Evakuasi dan Cerita Marinir

Diperbarui: 4 Januari 2022   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi jalan Meulaboh setelah dibersihkan pasca gempa dan tsunami 2004. Gbr atas Jl. Teuku Umar, bawah Jl. Cut Nyak Dien. (dok. Firdaus Tanjung)

Ketika kami baru sampai, akses jalan terutama jalan utama sudah dibersihkan dari puing-puing bangunan. Seperti jalan Teuku Umar, Cut Nyak Dien, jalan menuju kantor Bupati Meulaboh dan jalan ke rumah sakit.

Dengan begitu pergerakan kendaraan jadi mudah dilalui. Meski beberapa lokasi jalan masih banyak yang belum dibersihkan.

Begitu juga dengan saluran telekomunikasi sudah pulih. Warga dan para relawan dapat menggunakannya di kantor Bupati Meulaboh.

Telkom berhasil dengan cepat memulihkan jaringan telpon. Meskipun masih terbatas karena menggunakan jaringan telepon satelit (non-wire) untuk sementara waktu.

Disamping itu provider celluler juga memberikan akses nelpon gratis buat para relawan. Tapi dapat digunakan di waktu malam sampai pagi.

Menjelang tengah hari atau sebelum sore, beberapa relawan ditugaskan untuk survey pendataan. Selebihnya membenahi posko dan melanjutkan pekerjaan lainnya.

Tim dapur relawan Kota Padang (RKP) sedang mempersiapkan makan siang (Dok. Firdaus Tanjung)

Untuk pendataan dibagi dua kelompok. Pertama mencari informasi titik lokasi pengungsi, dan ke dua menyisir lokasi yang diduga kuat masih terdapat mayat-mayat dalam puing reruntuhan bangunan.

Kisah Seorang Marinir yang Selamat.

Penulis masuk ke dalam kelompok mencari titik lokasi mayat. Kami pun menyisir lokasi yang tak jauh dari posko relawan RKP.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline