Lihat ke Halaman Asli

Firdaus Tanjung

Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

Puisi | Epic - Dwiwarna

Diperbarui: 1 September 2018   01:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (sumber; agenfoto.com)

Nun di sana
menjuntai urat-urat
antara kecamuk dan torehan

Disini sekat-sekat
teruntai dalam derap
antara lilitan dan tuntutan

Pada momennya...
dilumuri tetesan akal dan perasaan
antara gempita, nyanyian sindiran

Saat angkasa menggelegar
lazuardi pun menunjukkan jati dirinya
cakrawala mendadak senyap
samudera pun diam

Merahnya terlihat jelas
pekat ...
Putihnya terpantul
berseri ...

Dalam untaian dan balutan
terpatri tonggak kokoh
yang sulit dirobohkan

Dia Sang Dwi Warna
yang mampu merobohkan
sekat-sekat dan lilitan

Saatnya menyimpan kecamuk
menorehkan lazuardi
merajut cakrawala

Tuk pekatnya Merah ...
dan bersinarnya Putih berseri
Dalam bangun jiwa dan raga

(Medan, 31 Agustus 2018)

Notes ; puisi ini dipersembahkan buat para atlet-atlet Indonesia yang berlaga di Asian Games 2018 dalam suasana konstelasi politik nasional yang meninggi. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline