Lihat ke Halaman Asli

Firdaus Tanjung

Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

Bersama Guru "Berlayar" Asik di Tanjung Balai

Diperbarui: 9 Januari 2018   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berlayar asik. Di atas kapal sejenis tongkang (Dok. F. Tanjung)

Libur akhir tahun 2017 yang lalu, pasti menyenangkan bagi siapa yang melakukannya. Meski di penghujung tahun cuaca sedikit kurang bersahabat, karena sudah masuk musim penghujan.

Perjalanan wisata atau traveling sudah barang tentu banyak persiapan yang dibawa. Selain bekal dan logistic juga obat-obatan seperti minyak aroma therapy, maupun obat anti mabuk.

Tidak jarang pula ada yang sedikit abai atau lupa yang membawa semacam obat seperti mengatasi kram, keseleo, atau nyeri otot lainnya.

Bagi saya hal itu merupakan suatu yang tidak boleh diabaikan. Kita tidak tahu bisa saja sewaktu berjalan,kaki bisa terkilir atau keseleo. Atau badan pegal karena lelah membawa tas besar sambil jalan. 

Biasanya dulu saya membawa balsem dan masuk ke dalam P3K praktis dalam perlengkapan. Tapi untuk saat ini saya ganti dengan produk baru dari PT. Eagle Indo Pharma, yaitu Geliga Krim.

Mengisi libur akhir tahun 2017, saya berkesempatan berkunjung ke Kota Tanjung Balai. Bersama isteri dan anak-anak berangkat dalam suatu rombongan para guru SMP dan SD YPMA (Yayasan Pesantren Modern Adnan), Medan.

Memiliki isteri sebagai guru tentu tidak lepas dari kegiatan acara liburan bersama tersebut. Yang mau tidak mau suami harus ikut. Begitu juga guru lainnya, ikut membawa suami atau isteri disamping anak-anaknya. Bahkan ada yang membawa orang tua/mertuanya.

Jelas sudah merupakan suatu rombongan besar. Lebih sekitar 60 orang yang ikut. Berangkat pagi sekitar jam 06.30 WIB (24/12/17) dengan menggunakan moda transportasi kereta api.

Menunggu keberangkatan di Stasiun Besar Kereta Api Medan (Dok. F. Tanjung)

Calon penumpang lain sudah banyak yang menunggu sejak Shubuh di Stasiun Besar Kereta Api Medan. Begitu juga halnya guru-guru tersebut sudah banyak yang sampai.

Rasa kantuk dan letih sebenarnya masih hinggap di tubuh saya. Sebelum berangkat saya harus membersihkan rumah dan parit. Musim hujan di akhir tahun ini telah membuat halaman kotor oleh sampah yang terbawa air limpahan dari saluran drainase yang tersumbat.

Upaya bersih-bersih itu harus dilakukan agar sewaktu pulang tidak lagi repot membersihkannya. Memang sedikit melelahkan karena sampah-sampah dominan sampah plastik yang volumenya lumayan besar. Kemudian di kumpulkan ke dalam karung yang selanjutnya diletakan di tempat sampah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline