Bagi kaum Adam mendapatkan gadis (baca; menikahi) perawan merupakan suatu hal yang pasti didambakan.
Sebaliknya para wanita juga memandang hal keperawanan dirinya adalah suatu hal yang sacral yang mesti di rawat dan di jaga hingga sampai suatu saat akan "dirobek" oleh pasangannya yang syah.
Namun tidak sedikit para pria yang tidak mempersoalkan masalah masih perawan atau tidak terhadap wanita yang akan dinikahinya. Contoh ini sudah banyak terjadi.
Keperawanan wanita memang suatu anugerah Ilahi kepadanya. Sangat "cela" jika keperawanan perempuan sudah tidak ada lagi saat memadu malam pertamanya. Sehingga pasangannya mungkin akan kecewa dan menuduh pasangannya pernah melakukan hubungan ML di luar nikah.
Hal seperti ini bagi kaum hawa akan menjadi dilema tersendiri. Rasa bersalah akan pasti menggerogotinya jiwanya. Mau menceritakan sebelum menikah takut akan di putus. Di tuduh yang macam-macam. Steorotype di cap perempuan "usil" yang tidak bisa menjaga kesuciannya.
Tapi, ada hal yang perlu diketahui khususnya kaum pria tentang penyebab perempuan tidak memiliki keperawanannya. Tentu saja penyebabnya tidak harus mesti berhubungan badan.
Penulis pernah mendiskusikan tentang selaput dara wanita ini dengan teman lama dulu, seorang perempuan calon dokter (sekarang sudah jadi dokter). Dari sini pemahaman penulis bertambah. Meski diskusi itu sudah lama berlalu, tapi masih ada yang bisa penulis ingat sedikit banyaknya sampai sekarang.
Ada beberapa penyebab selaput dara perempuan bisa hilang. Selain faktor olahraga atau pekerjaan berat, hal lainnya bisa disebabkan oleh kecelakaan.
Kecelakaan di sini tidak saja berupa kecelakaan di jalan raya. Tapi juga peristiwa lainnya seperti jatuh dari tangga atau pohon. Menurut teman saya yang dokter itu, dia punya teman kuliah satu jurusan (kalau tidak salah). Bahwa temannya itu memang sudah tidak perawan lagi. Tapi tidak dengan berhubungan badan. Sama sekali tidak demikian.
Temannya itu hampir jatuh ke tanah dari pohon jambu akibat tergelincir. Posisi kaki saat jatuh tergelincir sedikit mengangkang. Saat itu pas selangkangannya menimpa pokok batang. Ironisnya batang yang jadi landasan selangkangannya ada gundukan dahan sisa ditebang. Dengan kata lain gundukkan itu menunjam ke arah vaginanya.
Memang dia berhasil menahan laju tubuhnya tidak jatuh ke bawah karena tangannya masih sempat memegang pokok dahan lain. Sehingga tubuhnya tidak oleng saat jatuh. Hanya mengalami luka lecet dan memar pada tangan dan kakinya.