Aksi solidaritas Seribu Lilin untuk dukungan bebaskan Ahok di Medan berlangsung lancar dan damai. Meski sempat diguyur hujan aksi tetap berjalan dengan tertib.
Lebih dari 10.000 warga ikut aksi damai solidaritas ini di samping Lapangan Merdeka, Medan atau titik Nol Km. Dengan symbol pakaian hitam peserta aksi ikut berduka atas vonis pengadilan hukuman Ahok. Tidak saja warga Kota Medan, juga warga dari luar kota ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.
Dalam aksi damai ini warga juga menyanyikan lagu-lagu kebangsaan seperti; Indonesia Raya, Indonesia Pusaka, Garuda Pancasila, dan Maju Tak Gentar. Mereka juga meneriakkan yel-yel “Bebaskan Ahok “ yang juga diiringi dengan lagu.
Awalnya persiapan acara aksi damai ini juga sedikit “mendadak”. Berawal dari seorang bernama Benny Saragih (Siantar) merasa prihatin kenapa Medan belum juga mengadakan aksi hal yang serupa seperti di Kota-kota lain. Beliau lalu membuat pengumuman lewat pamflet /banner dan disebarkan di medsos.
Informasi tersebut langsung viral. Bersamaan dengan itu, satu sisi lain, teman-teman dan tokoh-tokoh masyarakat Medan dari lintas suku dan agama juga akan merencanakan aksi yang serupa. Saya pun juga diundang dalam persiapan acara. Setelah mendapat info tersebut teman-teman tadi mencoba menghubugi Benny Saragih yang menyampaikan info pamflet di medsos tersebut.
Pada awalnya tidak bisa dihubungi. Pas saat membentuk ketua panitia pelaksana, beliau akhirnya bisa datang dan hadir pada pertemuan rapat kepanitiaan dari kami. Berkat dari teman kami (Budiarto) yang akhirnya berhasil menghubungi lewat sms. Singkatnya acara ini di merger dan tetap dilaksanakan pada hari ini (Kamis-11/5/2017).
Sebelumnya rapat panitia aksi solidaritas ini diminta undur dulu oleh tokoh masyarakat Medan ( Pak Benyamin), tapi karena informasi itu telah tersebar di medsos, maka akhirnya diputuskan tetap dilanjutkan.
Kemudian, proses surat pemberitahuan kepada kepolisian juga sudah di urus sebelumnya oleh Benny. Namun lagi-lagi mendapat halangan dari institusi baju coklat ini. Yakni aksi ini hendaknya di undur dulu karena bersamaan pula ada acara di lapangan Merdeka oleh Pemprov. Sumut.
Waktu terus merangkak sore. Diskusi alot pun terjadi dengan Kapolsek Medan Barat untuk proses izin aksi. Sementara warga telah mulai banyak berdatangan ke arah lapangan Merdeka. Dalam beberapa saat saja keramaian warga telah mulai membludak ke lokasi.
Oleh pihak kepolisian tetap tidak member izin untuk aksi damai ini. Dengan alasan pada waktu bersamaan sedang ada acara lain di lapangan Merdeka. Lagi menurut Kapolsek Medan Barat , aksi damai ini bisa saja akan menimbulkan perspektif negative oleh masyarakat lain karena diadakan dalam hari libur Waisak.
Lantas…??
Yaah…karena taat dan patuh pada hukum, secara kepanitiaan acara dibatalkan. Tapi…bagaimana dengan warga yang sudah terlanjur datang ??