“Masyarakat jangan takut...karena para bandit selalu memanfaatkan rasa takut kita. Ketakutan menjadi modal untuk berani melawan begal. Apabila masyarakat sudah bangkit melawan, maka bandit itu akan takut...”Demikian himbauan Wakil Walikota Medan Ir. Akhyar Nasution dalam mendukung aksi damai melawan begal di titik Nol Km Kota Medan pada 1 Agustus 2016.
Begal motor yang marak terjadi akhir-akhir ini di kota-kota besar, telah membuat resah warganya. Pembegal tidak pandang bulu lagi dalam mengincar korbannya. Tidak peduli dari suku dan agama apa atau profesinya apa. Tidak tanggung-tanggung begal pun sudah berani membegal aparat keamanan.
Kota Medan salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia jelas tidak luput dari maraknya aksi rampok dan pembegalan. Mereka beraksi rata-rata pada jadwal tengah malam sampai sebelum shubuh. Pembegal tidak sungkan2 menghabisi korbannya. Baik melawan maupun tidak melawan.
Terakhir korban yang dibegal cukup sadis adalah Monang seorang etnis Tionghoa. Korban yang bermaksud pergi belanja sebelum Shubuh dibegal habis mendekati arah Pusat Pasar Kota Medan (Pasar Sambu). Kondisi jalan yang masih sepi pagi dini hari dimanfaatkan betul oleh kawanan begal yang berjumlah enam orang dengan menaiki 3 sepeda motor. Rekaman CCTV memperlihatkan bagaimana sadisnya begal menghabisi korban yang meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak yang masih kecil-kecil.
Menurut dari kepolisian / Polresta Medan, pelaku begal motor adalah kebanyakan pengguna narkoba. Sedangkan Kota Medan sendiri pun juga tidak luput dari peredaran narkoba yang sudah di titik nadir.
Beranjak dari peristiwa inilah, sebuah komunitas #kawal_medan merasa prihatin dan mengadakan aksi damainya di titik Nol Km Kota Medan (depan kantor Pos Besar) pada Senin, 1 Agustus 2016. Aksi ini menandakan bahwa perlu ada gebrakkan yang nyata dari kita untuk kita. Artinya, bila ini didiamkan maka akan banyak aksi-aksi begal berikutnya yang akan menimpa apakah itu teman, tetangga, saudara kita atau kita sendiri.
“Dalam melawan kejahatan begal ini dibutuhkan peran aktif masyarakat yang bekerja sama dengan aparat kepolisian serta di dukung penuh oleh pemerintah”, ujar koordinator aksi lapangan Benyamin Winata. Ditambahkan lagi bahwa aparat kepolisian tidak bisa berhasil dalam mengemban tugasnya jika peran aktif masyarakat tidak ada.
Dalam aksi damai ini disamping dihadiri oleh Wawako Kota Medan juga dihadiri dari pihak kepolisian, Dishub, Kepala Kesbang linmas Kota Medan, Camat, Lurah serta dari anggota dewan DPRD Sumut, dan beberapa tokoh masyarakat.
Tujuan dari aksi damai ini ini adalah semata-mata beranjak dari keprihatinan yang mendalam atas aksi begal akhir-akhir ini. Bagaimana menciptakan Kota Medan ini aman dan nyaman baik itu warganya maupun pendatang. Maka dari itu #kawal_medan ini yang terdiri dari lintas agama dan suku menginisiasi acara aksi damai lawan begal ini dengan spontanitas. Tanpa ada embel-embel dari pihak sponsor mana pun. Murni dari swadaya anggotanya.
Pesan yang disampaikan cukup satu, “ Jangan takut menghadapi begal. Mari kita lawan”. Kegiatan ini mendapatkan apresiasi tinggi oleh Pemko Medan beserta aparat keamanan. Dimana aksi ini juga mengindikasikan bahwa aparat kepolisian serta aparat pemerintah lainnyatidak sendiri dalam menuntaskan aksi begal. Ada masyarakat ikut mendukung dalam menuntaskan aksi begal ini.
Acara ini ditutup dengan doa bersama. Ada enam agama yang mewakili. Masing-masingnya menyampaikan doa. Dimulai dari agama Konghucu, Hindu, Budha, Kristen-Katholik, dan ditutup oleh perwakilan dari agama Islam dalam hal ini disampaikan oleh Ketua FKUB Kota Medan. Pesan dalam penyampaian doa bersama ini adalah agar Tuhan Yang Maha Esa memberikan petunjuk kepada pemimpin dan tabah dalam menjalankan tugasnya serta memberikan perlindungan yang menyeluruh kepada warga Kota Medan.