Lihat ke Halaman Asli

Firdaus Tanjung

Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

Elpiji 12 kg Naik & Solusi Hemat Pemakaian Serta Persoalannya

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1411098618347476011

Pasca kenaikan gas elpiji 12 kg (non-subsidi) oleh pemerintah pada 10 September 2014 yang lalu, tentu sedikitnya membuat resah pikiran penggunanya. Bagi kalangan industri, hotel, restoran ini tidak dipersoalkan, karena pelaku usaha demikian bisa menaikkan harga produksinya. Berbeda dengan kelompok rumah tangga atau industri kecil/ mikro. Terlebih bagi ibu-ibu rumah tangga, tentu harus berpikir ulang bagaimana cara hemat dan irit dalam urusan dapur.

Pada dasarnya, kaum hawa ini paling jago dan tahu dalam soal urusan dapur. Prinsipnya kaum perempuan ini dalam soal belanja urusan dapur tetap memegang prinsip hemat dan murah. “Bagaimana ibu-ibu, jujur kann......?”. Kepadaibu-ibu rumah tangga ini, jelas akan meminta tambahan subsidi soal anggaran biaya dapur ini kepada suaminya. Kalau tidak jangan harap pula masakkan lengkap dan lezat bisa tersaji di meja makan. Kalau pun masih ada tentu kwantitasnya berkurang (tapi kualitasnya jangan ya ibu-ibu). Barangkali bisa saja tidak berlaku bagi orang-orang kaya yang pendapatannya minimal 10-15 juta rupiah sebulan.

Tapi, solusi hemat dalam pengunaan gas elpiji non-subsidi 12 kg ini tentu masih bisa kita lakukan. Mungkin selama ini tidak tahu atau diabaikan. Info demikian bisa ditanya kepada toko-toko pengecer penjual gas atau kepada agennya. Di zaman sekarang yang canggih ini, ibu-ibu bisa juga dengan search di google tentang cara hemat penggunaan gas elpiji. Bukankah ibu-ibu pasti punya gadget/tablet/ipad digenggamannya ? Ya, melihat konsumen penggunaan gas elpiji 12 kg dalam data pertamina, sebagian besarnya adalah konsumen dengan golongan menengah-atas. Jelas sekali tidak tertutup kemungkinan ibu-ibu ini memiliki alat hp pintar tersebut.

Pemilihan tabung gas.

Sekarang kita menuju lokasi ‘area study’ tabung gas kita. Sebelum membeli dan menukarkan tabung gas elpiji 12 kg (juga termasuk 3 kg), mulailah langkah-langkah berikut ini :


  1. Ambil dan comot karet seal (ruber seal) di katup pengaman (valve). Caranya dengan mencongkelnya menggunakan obeng kecil. Lho kok bisa diambil ? Ya, boleh kita ambil untuk sebagai cadangan. Sebab pertamina selalu mengisinya kembali bila kosong atau menggantinya bila rusak. Gunanya adalah bila kita membeli tabung gas, terkadang ‘kealpaan’ mungkin karet seal lupa di isi. Jadi ibu-ibu tidak usah repot-repot berlari ke toko pengecernya apa lagi kalau sudah tengah malam.
    Ingat, karet seal itu sangat vital untuk pengaman sambungan aliran gas ke regulator /kepala gas. Pesawat ulang-alik Chalenger terbakar di ruang angkasa, gara-gara rubber seal (karet) pengamannya bocor dan tipis. Jadi, hal yang sepele bila kita abaikan bisa akibatnya fatal. Untuk itu pilih karet seal yang agak tebal dan tidak terlalu tipis. Bila tipis dikhawatirkan regulator /kepala gas akan mudah goyah. Ini yang menyebabkan gas sering bocor. Sudah paham ya ibu-ibu....?

karet seal
(sumber gambar : taufik.net)

14110999181096059039

karet seal yang dicongkel pakai obeng
(sumber gambar : faviannetwifi.blogspot.com)

2. Sesampai di toko pilih tabung gas yang warna catnya masih kelihatan baru atau segar. Sedikit buram tidak apa-apa. Di sini yang terpenting lihat ke bagian handle /genggaman tangan di dekat posisi kepala gas. Disitu akan tertera marka dan bulan tahun uji ulang produksi tabung gas. Tabung gas dirancang untuk ketahanannya sampai 15-20 tahun. Jadi kalau tertera misalnya,ada tanda lingkaran disampingnya angka 05-2000, artinya tabung gas Lolos Uji kelayakannya pada bulan lima (Mei) tahun 2000. Dan tabung gas tersebut masih cocok dan layak pakai. Jangan memilih tabung gas yang kode uji kelayakannya di bawah tahun 1998. Dikhawatirkan tabung tersebut sudah keropos. Bila mendapatkannya tukarkan kembali kepada agen gas.

3. Perhatikan segel pengaman di katup gas. Pastikan segel pengamannya disegel rapi dan kuat serta tidak ada bekas dilepas. Bila menemukan segel gas itu mudah dilepas atau rusak tukarkan kembali ke toko / agen gas yg terdekat. Diindikasikan tabung gas itu telah dipakai. Dan mereka berkewajiban untuk menukarkan kembali tabung gas anda.

4. Bila mau langsung membeli gas ke agen penyalur, pilih tabung gas yang berada di depan atau teras ruko gudangnya. Sebab ada indikasi, tabung gas yang berada di dalam gudang ruko tersebut dilakukan penyuntikan atau pengoplosan.

1411099049579254216

Marka tabung gas
(sumber gambar : funpict.com)


Nah, study kecil sebelum membeli tabung gas sudah dipahami bukan ? Selanjutnya apa lagi ? Ya, masih ada lagi yaitu pokok utama penggunaan gas elpiji 12 kg. Ini tidak tertutup kemungkinan juga terhadap gas elpiji 3 kg.

Sebelum memasak / menggunakan kompor gas, ada baiknya perhatikan tips berikut ini lagi :


  1. Tabung gas elpiji yang telah dibeli tadi, letakkan dengan memakai alas. Bisa berupa papan atau taratak gas yang memaki roda. Roda gas ini banyak dijual di toko-toko perlengkapan dapur. Guna alas tersebut adalah agar gas tidak terjadi kristalisasi di lapisan dasar tabung. Karena sentuhan langsung tabung gas dengan lantai mengakibatkan proses kristalisasi / bulir-bulir seperti pasir. Hal ini volume gas cepat berkurang. Bisa di uji dengan menggoyang-goyang tabung gas, bila terdengar seperti ada bulir-bulir pasir itu menandakan bahwa gas sudah mengalami pengkristalan. Untuk mengurai bulir-bulir atau pengkristalan gas tersebut cukup direndam dengan air hangat dalam waktu 10-15 menit. Bisa juga di jemur di luar dengan terik panas matahari. Jadi untuk antisipasinya harus di alas dengan papan atau roda tabung gas.

    14111001252071609711

    roda tabung gas
    (sumber gambar : tokopedia.com)


  2. Selanjutnya buka segel gas, pastikan ada karet seal (rubber seal) ada di katup pengaman. Bila perlu congkel dan keluarkan kembali. Ini untuk memastikan apakah karet tersebut tipis atau tertlalu tebal atau bahkan telah keropos. Karet seal itu bagusnya tidak terlalu tipis dan / atau tidak terlalu tebal.
  3. Kemudian pasang regulator / kepala gas ke katup pengaman. Pastikan regulator gas yang digunakan berstandarkan SNI. Bila sudah terpasang pastikan juga apakah regulator /kepala gas goyah atau tidak. Bila goyah, mungkin karetnya yg bermasalah atau tipis. Ganti dengan karet seal yang agak sedikit tebal.
  4. Setelah dipastikan tidak goyah dan aman, kepala gas yang telah terpasang tadi jangan langsung dihidupkan dulu. Tes lagi dengan mendekatkan hidung dan telinga dekat tabung gas apakah gas ada tercium aroma gas atau ada bunyi mendesis ?
    Bila tidak ada pastikan kembali dengan menggunakan manchise/pemantik api yg dihidupkan dekat regulator. Ouupss....!! Ini sangat berbahaya....?? Tidak berbahaya kok. Bila seandainya hidung penciuman kita lagi mumet atau pendengaran kita lagi budeg, ini adalah cara yang jitu sekali dalam uji ada-tidaknya kebocoran gas. Sepintas lalu nampaknya berbahaya. Tiba-tiba membayangkan tabung gas akan meledak (ini akan dibahas pada bagian terakhir). Sekali lagi saya jamin tidak membahayakan !!

    1411100614957538937

    mancis api
    (sumber gambar : ekadjaya.wordpress.com)

    Penasaran bukan...?
    Begini, cukup dengan percikan api dari manchise saja sudah cukup kalu tidak ingin api yang muncul. Dekatkan ke seputar regulator serta dibawah area regulator. Dengan percikan api saja gas cepat meyambar. Sesuai dengan proses kerja pemantik api dari tombol kompor gas.
    Bila api muncul di bawah lubang regulator, api yang dimunculkannya tidaklah besar seperti yang dibayangkan. Paling sebesar ukuran api lilin atau separuhnya. Itupun sudah paling besar. Dan itu cukup dihembus pun sudah padam. Penulis sudah beberapa kali mengalaminya. Baik di rumah sendiri maupun di rumah tetangga atau teman. Tujuan langkah sedikit “konyol” ini adalah memastikan bahwa gas itu benar-benar tidak bocor. Sekalipun tingkat kebocorannya sangat halus, pasti dengan percikkan kecil api saja bisa menyala dan ketauan.
    Bila tindakan itu masih membuat was-was rasanya, cukup dengan pendeteksian dini dengan penciuman dan pendengaran. Pastikan lagi ya, hidung jangan mumet dan pendengaran tidak budeg.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline