Tren fesyen hijab merupakan target produksi yang terus berkembang dengan berbagai teknologi dan inovasi yang mendorong konsumsi masyarakat untuk menggunakan fesyen hijab. Untuk mengetahui tujuan komunitas hijab dalam menggunakan fesyen hijab halal sebagai bagian dari identitas dalam menunjukkan eksistensi komunitas hijab melalui pendekatan ideologis dan konsumsi. Merujuk pada Thomson Reuters, pertumbuhan pangsa pasar ekonomi islam diprediksi akan terus tumbuh hingga 3.007 miliar USD pada 2023. Jumlah umat islam di dunia yang mencapai 1,8 miliar atau 24 persen dari populasi global, dan semakin meningkat. Populasi muslim milenial sebagai generasi yang ikut mempengaruhi prospek dan tren fesyen muslim di masa depan. Indonesia merupakan konsumen pakaian muslim terbesar ketiga di dunia, menghabiskan 20 miliar USD atau sekitar Rp 300 triliun.
Produk fesyen muslim Indonesia memiliki potensi besar sebagai komoditas untuk mengintegrasikan kerjasama internasional dan menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal global. Sejalan dengan target yang ditetapkan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia. Dengan target memasarkan produk busana muslim Indonesia dalam skala global, Bank Indonesia bersinergi dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) dan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC). Hal senada disampaikan Ketua Nasional IFC Ali Charisma, jika industri fesyen muslim Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan yang juga menawarkan keragaman dan keunikan konten lokal yang dimiliki negara lain.
Halal tidak lagi hanya menjadi kebutuhan bagi umat Islam, namun telah menjadi trend global yang bersifat universal, seperti produk Zoya berupa fesyen dan kosmetik menjadi salah satu pionir brand bersertifikat halal (Haro, 2020). Beberapa kelompok wanita berhijab juga menjadikan trend hijab sebagai identitas kelompok yang sering dikenal dengan komunitas hijab. Komunitas hijab adalah sekelompok wanita yang konsisten mengenakan hijab dengan tampilan yang menarik, menginspirasi banyak wanita dalam menggunakan hijab dengan mengutamakan penampilan sesuai syariat islam, namun tetap menarik dan fashionable. Dalam berbagai kesempatan, hijabi juga melakukan aksi sosial dan edukasi bagi masyarakat sebagai bentuk presentasi dan interaksi sosial di masyarakat. Beberapa komunitas hijab juga merupakan pengusaha hijab yang juga berperan aktif dalam mengembangkan tren fesyen halal, didukung oleh peran lembaga keuangan syariah yang mendukung perkembangan bisnis fesyen halal sebagai bentuk ekonomi perempuan.
Komunitas Hijab menjadi bagian yang berpengaruh dalam dunia fesyen hijab, cara berpakaian dan berhijab merepresentasikan nilai-nilai islam sebagai simbol agama yang melekat dan menyatu untuk menunjukkan diri sebagai wanita modern, berkelas bahkan mengarah pada perilaku konsumtif. Pada akhirnya, fesyen hijab yang ditampilkan di media sosial tidak hanya dilatarbelakangi oleh motif keagamaan tetapi sebagai "instrumen" bagi perempuan di ruang publik atau sebuah proses untuk menemukan identitas remaja putri Kelompok milenial beranggapan bahwa konsumsi fesyen dan keyakinan agama tidak dapat dipisahkan, bahkan membuat masyarakat loyal dalam menggunakan produk halal.
Pada akhirnya konsumsi merupakan citra yang melekat yang dilakukan terus menerus karena merasa tidak puas dan diduga perilaku tersebut dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang, bahkan agama juga melarang perilaku konsumtif karena merupakan sikap boros dan diharamkan karena orang yang boros adalah saudara setan (QS Al-Isra:5). Agama menganjurkan untuk mengkonsumsi sesuatu sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan dan sesuai kemampuan.
Tren fesyen halal merupakan bagian dari perkembangan ekonomi, masyarakat menjadikan halal fashion sendiri dengan konsisten menggunakan hijab yang terus berkembang seiring dengan perkembangan fesyen dunia. Hal ini mendorong masyarakat berhijab untuk menggunakan hijab dengan dilatarbelakangi pengaruh ideologi dan sikap konsumsi. Mayoritas anggota komunitas hijab menjadikan keyakinan agama sebagai dasar utama yang mempengaruhi ideologi dalam mendorong penggunaan halal fesyen dan faktor kebutuhan, model busana dan pendapatan merupakan faktor yang cukup dominan dalam mendorong konsumsi halal fesyen, selain faktor lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H