Lihat ke Halaman Asli

Globalisasi Penyebab Tergelincirnya Budaya Daerah

Diperbarui: 8 Desember 2021   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi merupakan pintu untuk menjelajahi dunia luar, adannya globalisasi membawa pengaruh yang sangat besar bagi suatu negara termasuk Indonesia. 

Dengan adannya Globalisasi setiap manusia tidak bisa menolak bahkan suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, senang atau tidak senang setiap manusia harus bisa menerima pengaruh dari adannya Globalisasi karena secara perlahan, Globalisasi ini akan masuk dengan sendirinnya kedalam kehidupan masyarakat. 

Adannya globalisasi memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat, tidak semata-mata dengan adannya Globalisasi memberikan dampak positif tapi dengan adannya Globalisasi memberikan dampak negatif. 

Misalnya dampak negatif dari Globalisasi munculnnya berbagai masalah dalam bidang kebudayaan, hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme, hilangnya rasa kebersamaan dan gotong royong, hilangannya kepercayaan diri serta gaya kehidup yang tidak sesuai dengan adat istiadat bangsa Indonesia. 

Persoalan yang muncul merupakan masalah terhadap eksistensi terhadap kebudayaan daerah, terjadinnya penurunan rasa cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa, terjadinnya akulturasi budaya yang selanjutnnya berkembang menjadi budaya masa, dan terjadinnya erosi nilai-nilai budaya. 

Oleh sebab itu perlulah adannya penyaringan atau bahkan untuk membatasi lingkup globalisasi yang mana yang harus diterapkan dan yang mana yang harus di tolak.

Banyaknnya kebudayaan Indonesia yang luntur diakibatkan oleh globalisasi adalah karena canggihnya teknologi saat ini membuat masyarakat lebih sering menonton tv dan menatap gawainya setiap hari bukan hanya orang tua, anak-anakpun pada saat ini sudah terbiasa menatap gawai setiap hari, hal tersebut membuat banyaknya kesenian tradisional yang lenyap karena sudah tidak ada lagi yang menontonya. 

Salah satunya seperti pertunjukan kesenian ludruk, ketoprak, wayang kulit dan wayang orang, dsb. Padahal di dalam kesenian tersebut terdapat banyak pesan- pesan moral yang perlu di perhatikan dan dijaga supaya tidak hilang. Masalah lainnya muncul ketika pudarnya generasi muda zaman sekarang dalam memainkan permainan daerah yang ada di Indonesia. 

Zaman dahulu permainan anak-anak itu seperti bermain layang-layang, bermain congklak, bermain kelereng dan lain sebagainya sudah hilang tergantikan dengan kemajuan teknologi sehingga anak-anak zaman sekarang menjadi individualis dan materialistis. 

Bukan hanya itu, remaja zaman sekarang lebih cinta terhadap kebudaya asing yang dianggap oleh para remaja lebih kekinian seperti K-Pop (Korean Pop), budaya barat, bahkan hingga menari tarian modern (modern dance) dari pada tarian tradisional. 

Ini menjadi permasalah yang serius jika terus dibiarkan dalam jangka waktu yang panjang. Berbeda dengan negara Tiongkok, Jepang dan Korea ketiga negara Asia bagian Timur ini masih kuat dalam memertahankan budayanya. Ketiga negara tersebut merupakan negara maju tetapi ketiga negara tersebut tidak sampai melupakan nilai-nilai budaya lokal di negaranya bahkan mereka selalu membawa dalam diri masyarakatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline