Lihat ke Halaman Asli

Dulu.....

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dulu, aku benci padamu. Tapi namamu tak pernah absen di layar handphoneku. Tak peduli betapapun aku menunjukkan rasa tidak sukaku padamu. Dulu, kau selalu menyombongkan diri di setiap pesan singkat yang kau kirim. Membuatku makin jengah terhadap keberadaanmu. Dulu, keadaanku buruk sekali. Makin buruk ditambah kehadiranmu yang selalu menjejaliku dengan cerita-ceritamu yang tidak penting. Aku punya banyak masalah. Lebih rumit daripada yang biasa dihadapi remaja seumurku pada umumnya.

Lalu, dulu aku berusaha menerima gangguan darimu. Ketika keadaanku makin parah, kau hibur aku. Kau memberiku motivasi dan semangat melalui kemampuanmu merangkai kata dalam layar handphone. Dan seketika, aku terjatuh. Dengan mudahnya. Aku suka caramu menyemangatiku. Membantuku untuk menyingkirkan awan gelap yang menggelayut manja di bawah mataku. Semudah itukah jatuh cinta? Dengan alasan yang sangat tidak masuk akal? Semesterius inikah cara semesta bekerja untuk membuat seorang gadis kecil jatuh cinta?

Dulu, aku suka kamu. Sangat suka, cinta, dan sayang. 27 Mei 2011, tanggal yang kau pilih. Kau nyatakan cintamu, menjadikan aku gadismu. Kau memilihku untuk menemani harimu. Dan belakangan aku tau, kau juga memilihku untuk kau sakiti. Dirimu yang dulu telah lenyap ditelan bumi. Mungkin bagimu, aku hanyalah sebuah mainan yang tidak mungkin rusak. Yang setiap saat harus selalu mengerti, memahami, dan melakukan apa yang kau inginkan tanpa ada keinginan untuk pergi. Kau perlakukan aku seperti boneka. Kau tidak lebih dari brengsek, bajingan. Kau anggap remeh perasaan tulusku, merasa bahwa kau yang berkuasa penuh atas kendali diriku.

Dan dulu, aku tersakiti. Aku tak sanggup membiarkan luka di hati ini tak terobati selamanya. 11 Oktober 2011, itu tanggal yang kupilihkan untukmu. Untuk perpisahan, ucapan terimakasihku untuk segala sakit yang kau beri. Dan untuk menghilangkan luka bekas tancapan kukumu dihatiku.

Sekarang, 20 November 2011, aku sudah menemukan jalanku. Namun, kau belum. Kau tetap berdiam di tempat yang sama. Menanti sesuatu yang tidak akan pernah datang kembali. Terjebak dalam kenangan masa lalu. Dan menyesali segalanya. Hingga akhirnya, ketika kau memintaku untuk kembali, aku hanya tersenyum. Seraya berkata, “Dulu, aku dan kamu pernah menjadi kita. Tapi sekarang, kita itu sudah pergi. Yang tersisa hanyalah kamu lalu aku. Aku sudah menemukan orang untuk kujadikan kita-ku. Jadi, temukanlah kita-mu.”

201111

by frnyvd

this is my 1st short story too. sorry for my bad writing skills ><

XOXO

Friany Vidya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline