Lihat ke Halaman Asli

Firman

biasalah

Fiksimini: Pangkas Rambut Pelangi

Diperbarui: 26 Desember 2022   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tempat pangkas rambut. Foto: Dokumentasi Pribadi

Duduk ia di kursi tua itu. Sambil terkantuk-kantuk ia menunggu pelanggan yang hendak memangkas rambut datang.

Namun, sudah 1 bulan ini tak ada satu pun pelanggan yang datang.

"Gara-gara ocehan rambut putih, semua kakek tua bangka berambut putih langgananku tak lagi mau datang potong rambut. Mereka pikir itu adalah tanda mereka peduli pada bangsa ini."

Ia bangkit dari kursinya. Melepas kepala dari tubuhnya kemudian diletakkannya di meja menghadap cermin besar di depannya.

"Mau potong model apa, pak? Seperti biasa ya? Mau sekalian dicat warna putih, pak?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline