Lihat ke Halaman Asli

Utusan Khusus Presiden Prabowo, Gus Miftah Minta Maaf ke Penjual Es

Diperbarui: 6 Desember 2024   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gus Miftah (Foto: Instagram/@gusmiftah)

Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah, dilahirkan di Lampung pada 5 Agustus 1981. Ia merupakan seorang ulama, dai, dan Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji yang terletak di Sleman, Yogyakarta. Sebagai keturunan kesembilan Kiai Ageng Hasan Besari, pendiri pesantren Telagasari di Ponorogo, Gus Miftah aktif pada pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) saat menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia terkenal sebagai ulama muda yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama, dengan fokus dakwah yang ditujukan kepada masyarakat marjinal, baik di dalam maupun luar pesantren.

Pada tahun 2024, Gus Miftah resmi diangkat oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Pelantikan ini berlangsung bersamaan dengan enam tokoh lainnya. Dalam tugas barunya, Presiden Prabowo mengharapkan Gus Miftah dapat memperkuat komunikasi internasional terkait moderasi dan toleransi dalam beragama. Sebagai Utusan Khusus, Gus Miftah juga akan berperan aktif dalam mengatasi berbagai isu kerukunan beragama di Indonesia.

Belakangan ini, Gus Miftah menjadi sorotan di media sosial setelah video yang menunjukkan dirinya mengkritik seorang penjual es teh menjadi viral. Dalam rekaman tersebut, ia tampak melontarkan kata-kata kasar kepada pedagang es teh saat acara pengajian, sambil duduk di atas panggung dan mengolok-oloknya, yang membuat para hadirin tertawa. Namun, tindakan Gus Miftah tersebut menuai kritik dari pengguna internet, yang menilai sikap tersebut tidak pantas mengingat statusnya sebagai pendakwah dan pejabat penting.

Sebagai Utusan Khusus Presiden, mengunjungi rumah Sunhaji di Dusun Gesari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, sekitar Pukul 07. 15 WIB pada hari Rabu, 4 Desember 2024. Dalam kesempatan tersebut, Camat Grabag, Sri Utari, turut mendampingi Sunhaji untuk menyampaikan permohonan maaf terkait olok-olok yang viral terhadap penjual es teh tersebut. Berikut adalah pernyataan lengkap Gus Miftah ketika meminta maaf secara langsung kepada Sunhaji.

"Karena saya butuh silaturahmi dengan Kang Sunhaji bakul (penjual) es viral, yang beliau ini sering ikut ngaji Abah (Gus Miftah) di mana-mana, sehingga yang saat itu niate guyon (niatnya bercanda) tapi disalahpersepsikan." ucap Gus Miftah, "Tapi apa pun itu Abah minta maaf sama Kang Sunhaji. Niate guyon malah dadi kedawan-dawan (Niatnya bercanda malah jadi berkepanjangan)." Lanjutnya (Rabu, 04 Desember 2024).

Pada awal tahun 2000-an, Gus Miftah mulai berkomitmen untuk berdakwah. Bersama rekannya Gunardi, yang dikenal sebagai Gun Jack dan merupakan sosok berpengaruh di kawasan Sarkem, Yogyakarta, ia memulai sejumlah kajian agama secara rutin, meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan. Namun, dakwahnya mampu menarik perhatian para pekerja malam di Yogyakarta, yang akhirnya menerima kehadirannya. Banyak peserta pengajian yang terharu hingga meneteskan air mata dan mengalami perubahan perilaku setelah mengikuti ceramahnya.

Gus Miftah kemudian memperluas ruang lingkup dakwahnya ke lokasi seperti klub malam dan salon plus-plus. Ia menyadari bahwa banyak pekerja malam yang sulit mendapatkan akses untuk mengikuti kajian agama akibat stigma sosial. Beberapa dari mereka mengaku tidak bisa menghadiri pengajian umum karena takut diejek, sedangkan di tempat kerja mereka tidak memiliki kesempatan untuk belajar agama. Gus Miftah pun hadir untuk memberikan mereka peluang dalam mendalami ajaran agama.

Pada tahun 2011, Gus Miftah mendirikan Pondok Pesantren Ora Aji di Tundan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Dengan pendekatan dakwah yang unik dan berbeda dari kebanyakan ulama, Gus Miftah cepat menjadi sosok yang populer, terutama di kalangan generasi muda. Gaya ceramahnya yang lucu, santai, dan mudah dipahami menjadikannya disukai oleh banyak kalangan. Ia kerap menggunakan analogi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari agar pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami.

Salah satu contoh metode dakwah yang berbeda yang dilakukan Gus Miftah adalah ketika ia menggelar acara shalawat di sebuah klub malam di Bali pada tahun 2018. Langkah itu mencerminkan upayanya untuk menyebarkan pesan agama kepada mereka yang biasanya kurang tersentuh oleh dakwah konvensional.

Pondok Pesantren Ora Aji yang dipimpinnya juga dikenal sebagai pusat kegiatan keagamaan yang menarik perhatian masyarakat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain sebagai mubalig, Gus Miftah aktif dalam kegiatan sosial dan sering memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline