Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, belakangan ini menjadi sorotan publik karena kemunculannya di dunia politik. Sejak bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Oktober 2021, Kaesang dikabarkan memiliki ambisi untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2024. Hal ini memicu berbagai isu dan kontroversi, terutama terkait dengan dinasti politik dan keterampilannya dalam berpolitik.
Dukungan dan Kritik:
Kaesang mendapat dukungan dari beberapa pihak, termasuk PSI yang menunjuknya sebagai Ketua Bidang Ekonomi Kreatif dan Inovasi. Pendukungnya meyakini bahwa Kaesang memiliki pengalaman bisnis yang mumpuni dan ide-ide segar untuk memimpin Jakarta.
Namun, Kaesang juga mendapat banyak kritik, terutama dari mereka yang mempertanyakan kualifikasinya dan motivasinya terjun ke dunia politik. Kritikus berpendapat bahwa Kaesang belum memiliki pengalaman politik yang cukup dan posisinya sebagai anak presiden memberikannya keuntungan yang tidak adil.
Isu Dinasti Politik:
Salah satu isu utama yang dihadapi Kaesang adalah isu dinasti politik. Banyak yang melihatnya sebagai upaya ayahnya, Presiden Joko Widodo, untuk memperpanjang kekuasaannya melalui jalur politik. Hal ini dikhawatirkan dapat melemahkan demokrasi dan memperkuat oligarki.
Kekhawatiran Terkait Keterampilan Politik:
Kritik lain terhadap Kaesang adalah terkait dengan keterampilannya dalam berpolitik. Ia dianggap kurang berpengalaman dalam kampanye politik dan belum menunjukkan visi dan misi yang jelas untuk Jakarta. Kekhawatiran ini diperkuat dengan beberapa pernyataannya yang dinilai ceroboh dan tidak sensitif.
Tanggapan Kaesang:
Kaesang menanggapi kritik dengan mengatakan bahwa dia masih belajar tentang politik dan ingin berkontribusi untuk Indonesia. Ia juga menegaskan bahwa dia tidak ingin hidup di bawah bayang-bayang ayahnya.