Dusun Keden, Argosuko - Pada hari Rabu, 10 Juli 2024, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) mengadakan kegiatan PAKEDEN: Sosialisasi dan Praktik Pembuatan Pupuk Kompos KSS di Dusun Keden, Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
" Dari hasil wawancara kami kepada masyarakat petani Dusun keden masih banyaknya limbah-limbah organik yang belum dapat dimanfaatkan dengan baik, contohnya pengaplikasian kotoran sapi langsung kelahan pertanian tanpa adanya proses fermentasi terlebih dahulu dimana hal ini kurang baik untuk tanaman". Kata salah satu anggota KKN FP UB.
Maka dari itu mahasiswa KKN FP UB memiliki inovasi untuk mengubah limbah tersebut menjadi pupuk kompos. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan pupuk kompos meliputi kotoran sapi, sekam padi, bahan pengurai (EM4), dan molase.
Program mahasiswa ini bertujuan mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia/anorganik dan mengoptimalkan pemanfaatan limbah kotoran sapi. Limbah kotoran sapi dan sekam yang selama ini menjadi masalah lingkungan diubah menjadi pupuk organik. Kotoran sapi yang diolah melalui proses fermentasi bersama dengan sekam padi menghasilkan pupuk yang kaya akan nutrisi penting bagi tanaman.
Program ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan keberlanjutan pertanian yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 2 (Zero Hunger), 12 (Responsible Consumption and Production), dan 15 (Life on Land ). Melalui sinergi antara mahasiswa dan masyarakat setempat, kegiatan ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi desa dalam bidang pertanian organik.
Acara berlangsung dengan lancar dan dihadiri oleh para petani Dusun Keden yang menunjukkan antusiasme tinggi. Selama sesi tanya jawab, peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar penggunaan pupuk organik yang benar, apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan kompos, dan petani menunjukkan ketertarikan mereka terhadap metode pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Salah seorang mahasiswa KKN FP UB menyatakan, "Kami berharap melalui kegiatan ini, para petani dapat memahami manfaat dan cara pembuatan pupuk kompos KSS, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan memanfaatkan sumber daya lokal dengan lebih efisien."
Kegiatan ini merupakan langkah positif dalam mendorong praktik pertanian berkelanjutan di tingkat desa, sekaligus memberikan alternatif solusi bagi petani dalam menghadapi tantangan pertanian modern. Diharapkan, inisiatif semacam ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi komunitas pertanian di Dusun Keden dan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H