Seperti yang kita ketahui, gadget merupakan salah satu bukti kecanggihan teknologi. Pada era modern ini, hampir pada setiap level usia pasti menggunakan gadget untuk melakukan berbagai hal dengan hanya mengoperasikan sistim pada layar gadget, seperti handphone, laptop/komputer, tablet, dan sejenisnya untuk melakukan kegiatannya. Orang-orang sering menggunakannya untuk bermain medsos, game, menonton, rapat daring, mengerjakan tugas, dan sebagainya tergantung kebutuhan. Di balik segala keunggulan kecanggihan teknologinya, tentunya setiap kelebihan memiliki kekurangan. Salah satunya yaitu dampak buruk yang kemungkinan terjadi, terutama pada perkembangan anak.
Beberapa tahun belakangan ini sering terlihat anak-anak memiliki kecenderungan bermain gadget dari pada bermain di luar bersama temannya. Bahkan tak jarang ada anak yang sepenuh harinya selalu bermain gadget. Hal ini tentu akan memberikan pengaruh buruk pada anak. Sadar tidak sadar, perlahan pengunaannya berpengaruh baik pada fisik mau pun mental anak. Pengaruhnya dapat terjadi seperti; gangguan pada penglihatan karena radiasi gadget akibat terlalu lama menatap layar, kegemukan karena berkurangnya aktifitas gerak tubuh, kesemutan pada tangan, kesulitan untuk tidur, sikap menjadi mudah emosi, gangguan pendengaran, gangguan otak, gangguan perilaku, kecanduan gadget, dan sebagainya.
Sering bermain gadget membuat kualitas bersosialisasinya rendah karena terlalu asik dengan dunia mayanya. Dan tak jarang juga anak dapat merasa kurang percaya diri ketika berhadapan dengan orang-orang. Anak-anak seharusnya lebih banyak menghabiskan waktu di luar, aktif bermain bersama teman-temannya. Dengan bermain, sedikit demi sedikit akan melatih mental anak dalam bersosialisasi. Anak dapat terbiasa menghadapi orang-orang yang ditemuinya. Selain itu, gadget juga berpotensi terjadinya cyberbullying. Penggunaan gadget untuk bermain media sosial memungkinkan anak dapat menerima perilaku kebencian. Hal ini tentu dapat mengganggu mental anak.
Tanpa diketahui orang tua, anak bisa saja melihat tayangan-tayangan yang tidak semestinya ia lihat atau tidak sesuai dengan usianya, seperti konten dewasa atau pornografi, konten yang menayangkan kekerasan, konten yang meneyangkan perilaku tidak sopan, konten yang berunsur rasisme, dan sebagainya. Hal itu dapat dengan tidak sengaja terlihat atau sengaja dilihat oleh anak karena rasa penasarannya. Tayangan yang kurang baik itu dapat merusak pikiran anak, terlebih kanak-kanak masih bersikap labil, belum dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Tayangan tersebut juga dapat memicu anak untuk melakukan hal yang sama bahkan yang terburuk adalah perilaku kejahatan.
Maka dari itu, sebagai orang tua yang baik dan bijak harus dapat memantau, mengontrol, dan memilah terhadap perilaku anak untuk mencegah atau setidaknya meminimalisir terjadinya hal buruk. Membahagiakan anak tidak mesti hanya dengan cara melepasnya untuk bebas bermain gadget. Cobalah untuk sesekali ajak anak bermain atau melakukan kegiatan-kegiatan seru yang tidak melibatkan gadget atau bercengkrama mendengarkan cerita-ceritanya. Dengan melakuan hal-hal tersebut juga dapat menciptakan ikatan batin yang lebih erat. Secara tidak langsung, melakukannya itu berarti anda ikut berpartisipasi dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan hebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H