Sahabat-sahabat yang terkasih,
Dalam Kalender Masehi hari Senin menempati urutan pertama dari ketujuh hari dalam seminggu. Namun yang pertama tidak selalu diidamkan atau dinantikan banyak orang. seringkali hari Senin menjadi hari 'malas berjamaah' atau sebaliknya merupakan hari 'sibuk berjamaah'. Dibilang hari 'malas berjamaah' karena hampir semua orang yang beraktivitas, baik di dunia kerja, pendidikan, niaga, pertanian, dan lainnya, harus bersiap dengan sebuah awal, yang mana ada waktu peralihan dari suasana rehat dua hari weekend/Sabtu-Minggu, baik rehat secara fisik maupun suasana batin. Anda bisa bayangkan kalau sedang healing, tiba-tiba harus mulai bekerja dengan rutinitas serius. Tentu membutuhkan niat, kesiapan pikiran dan fisik yang baik. Namun telah menjadi sebuah fenomena bahwa sering orang malas untuk memulai segala aktivitas di hari Senin, bahkan harus dimulai dari 'pagi-pagi benar' Akibatnya banyak orang mulai mencari alasan untuk tidak mulai beraktivitas di hari ini.
Sahabat-sahabat yang terkasih, tapi juga ada banyak orang yang mau tidak mau harus sibuk melakukan aktivitas di hari Senin. Hal ini karena ada tuntutan pekerjaan, ada sanksi atau resiko yang akan diterima. Sehingga muncul sebuah budaya keterpaksaan , tiada keseriusan dan tentu akan menghasilkan sebuah hasil yang buruk.
Kemungkinan hanya ada sedikit orang yang relax bahagia ketika memulai kegiatan di hari Senin. Tentu mereka punya alasannya.
Sahabat-sahabat yang terkasih, Nabi Yeremia dalam Ratapannya mengingatkan kita untuk memulai hari baru dengan sebuah sikap atau mentalitas mengucap syukur. Walaupun hal ini sangat sulit karena situasi saat itu begitu mengerikan. Tiada harapan, tiada semangat karena Yerusalem luluh lantah dan umat Israel menjadi tawanan Babilonia. Bagaimana memulai hari hari mereka? Mereka bukan saja kelelahan secara fisik tapi mental, bahkan kerohanian mereka tiada kejelasan.
Melalui Nabi Yeremia Tuhan mengatakan bahwa pilihan sikap Mengucap syukur harus, karena Rahmat Tuhan selalu baru, tidak pernah habis bahkan Kasih Setia-Nya tak ada akhirnya, terlalu besar dalam situasi apapun.
Sahabat-sahabat yang terkasih,
Kita juga harus memulai sebuah hari dengan komunikasi yang dekat dengan Tuhan. Ada Doa, perenungan Sabda yang harus dibiasakan setiap pagi (pemazmur dlm mazmur 5 mengatakan, pada waktu pagi TUHAN mendengar seruan kita, dan tepat untuk kita mengatur persembahan bagi-Nya) , sehingga tidak ada lagi istilah 'Senin lagi... Senin lagi..'. tapi justru ada semangat optimisme untuk menyambut Senin. Ada Hari Senin Yang Penuh Harapan, bukan hari patah semangat. Hal ini juga seharusnya berlaku untuk hari-hari yang lain.
Lakukan ini sebagai lifestyle kita.
Morning, selamat menyambut hari baru, hari Senin Yang Penuh Harapan be bless
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H