Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Lebih Dekat Keraton Surakarta

Diperbarui: 16 Oktober 2024   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

      Mengitari keraton Surakarta seperti halnya sebuah perjalanan memasuki lorong waktu menembus masa per adapan dori Keraton Kartosuro sampai ke Keraton Kosunanan Surakarta Hadiningrat, sebuah sejarah panjang dari kehidupan dan budaya Keratan pada masa Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono 11 sampai Paku Buwono XII hingga saat ini.

      Keraton Surakarta yang berada dalam komplek keraton ini kental kaitannya dengan adat budaya Jawa dan awal mula berdirinya kota Solo. Berdirinya Keraton Surakarta Hadiningrat tidak lepas dari masa-masa suram Keraton Kartosuro pada masa kepemimpinan Susuhunan Paku Buwono II. Berawal dari geger pacinan hingga pemberontakan-pemberontakan dari kerabat- kerabat keraton yang tidak senang dengan campur tangan Kolonial Hindia Belanda yang sudah memegang kendali keraton pada masa itu. Pada tahun 1745 secara resmi Keraton Kartosuro ditinggal oleh Paku Buwono II dan menempati keraton yang baru yang didirikan di Desa Solo yang diberi nama Keraton Surakarta Hadiningrat.

      Keraton Surakarta yang terbagi menjadi XIII ruang ini mempunyai koleksi benda-benda mulai dari alat-alat masak, perlengkapan perang, senjata-senjata kuno, kereta kencana, peralatan kesenian, topi kebesaran dan masih banyak lagi peninggalan bersejarah lainnya. Serta fragmen candi-candi yang ditemukan di Jawa Tengah. Diantara sekian banyaknya koleksi peninggalan yang ada, berada pada ruang XII terdapat patung kayu berbentuk kepala raksasa yang dipergunakan sebagai hiasan perahu pada zaman Susuhunan Paku Buana IV yang bernama perahu Kyai Rojomolo serta sebuah dayung yang dipakai sebagai kemudi perahu. Perahu ini konon dipakai oleh Paku Buwona IV menyusuri Sungai Bengawan menuju Pulau Madura untuk mempersunting seorang putri dari Pamekasan.

      Patung Kyai Rojomolo merupakan koleksi yang sampai saat ini masih dikeramatkan diantara semua benda-benda peninggalan yang ada, seperti yang diceritakan oleh Mbah Ramiyono abdi dalem keraton yang bertugas merawat patung Rojomolo. Dikeramatkan disini bukan berarti pengunjung tidak boleh melihat atau mengambil gambarnya melainkan yang dimaksud keramat disini pengunjung dilarang memegang patung Kyai Rojomolo tersebut. Salah satu benda peninggalan yang tertua di museum ini yaitu sebuah kereta kencana peninggalan susuhunan Paku Buwono II saat keraton masih di Kartosuro 1726. Kereta kencana ini bernama Kyi Gruda sebuah kereta permberian dari VOC Hindia Belanda kepada Paku Buwono II.

       Ditengah-tengah area keraton terdapat sumber mata air yang disebut dengan sendang songo. Disebut dengan sendang songo karena di tempat ini pernah digunakan untuk bertapa Susuhunan Paku Buwono IX saat memohon agar mendapatkan seorang putra yang kelak menggantikannya memimpin Keraton Kasunanan Surakata Hadiningrat.

      Mengunjungi keraton Surakarta akan lebih mudah dalam mempelajari sebuah gambaran peradaban masa lalu, yang tentunya bisa menambah wawasan tentang sejarah, adat dan budaya yang terkandung pada tiap-tiap benda peninggalan yang ada, serta diharapkan bisa menambah kecintaan kita kepada tradisi, adat dan budaya asli Bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline