Lihat ke Halaman Asli

"Selfpublishing" dan Penulis Maya

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun perkembangan internet semakin pesat, dengan hadirnya terobosan-terobosan baru khususnya dalam bidang kepenulisan, seperti hadirnya koran, tabloid, majalah online serta website dan blog serupa lainnya, sehingga untuk membaca berita kita tak perlu berlangganan koran, melainkan cukup menuliskan berita yang dikehendeki pada mesin pencarian, maka akan tersaji link berita yang kita cari dalam hitungan detik.

Namun demikian, ternyata hal tersebut tak menyurutkan kiprah penerbit untuk tetap mencetak, buku, koran, majalah, tabloid, dsb. dalam bentuk cetak. Bahkan sebaliknya penerbit justru semakin menjamur, khususnya di Indonesia, sehingga kiprah penulis pun menjadi semakin mudah.

Secara umum penerbit dikatagorikan menjadi penerbit mayor dan penerbitan sendiri. Penerbit mayor atau penerbit besar merupakan penerbit yang sangat diminati penulis. Hal ini dikarenakan, jika naskah yang dikirim lolos seleksi dan diterbitkan, maka penulis tinggal menunggu royalti yang akan masuk ke rekening mereka.

Hanya saja untuk menembus penerbit mayor ini sangat sulit. Naskah akan melewati proses seleksi yang ketat. Juga harus mampu mengalahkan pesaing-pesaingnya, sehingga kemungkinan naskah diterima sangat kecil, lebih-lebih bagi penulis pemula yang namanya belum dikenal.

Menyikapi hal tersebut, maka penerbitan sendiri atau lebih dikenal dengan selfpublishing menjadi alternatif agar naskah kita dapat dicetak menjadi buku. Sesuai namanya selp publishing adalah penerbit sendiri, artinya semua biaya yang dikeluarkan selama proses penerbitan ditanggung sendiri oleh penulis, termasuk proses penjualan dan promosi.

Buku akan dijual secara online di website penerbit dan hanya akan dicetak saat ada pesanan. Jika penulis ingin mendistribusikan buku ke toko buku, maka penulis harus mencetak/memperbanyak buku dengan jumlah tertentu dan biaya pribadi.

Selfpublishing erat kaitannya dengan penulis maya, atau penulis yang lahir di dunia maya, mereka menulis dengan memanfaatkan sosmed seperti twitter, fb, dan blog (pen). Sehingga mereka lebih dikenal di dunia maya daripada di dunia nyata.

Selfbpublishing biasanya melakukan promosi melalu sosmed atau website, dan pruduk mereka pun dijual secara online, maka penerbit, buku, dan penulisnya lebih dikenal di dunia maya.

Selfpublishing ini menjadi alternatif bagi penulis pemula yang lahir di dunia maya yang ingin mencetak karnyanya dalam bentuk buku.

Proses penerbitannya pun tak sulit, kita tinggal mengupload naskah di website mereka, lalu transfer biaya penerbitan, tunngu proses selama 30 s.d. 50 hari, setelah terbit, buku akan dipasarkan secara online di website mereka.

Namun kita perlu waspada dengan penerbit nakal. uang sudah ditransfer tapi naskah kita tak ada kabarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline