Pernah nggak, sih, kalian sedang asyik scrolling media sosial atau browsing di e-commerce, tiba-tiba muncul notifikasi atau iklan tentang diskon besar-besaran?
Atau mungkin kalian sedang berjalan di pusat perbelanjaan dan mendadak ada spanduk besar bertuliskan "SALE 70%". Wah, siapa yang nggak tergoda, ya?
Promo memang menjadi salah satu strategi pemasaran yang sangat efektif. Siapa, sih, yang nggak suka dengan kata-kata "diskon", "sale", atau "promo spesial"?
Rasanya, kalau ada barang yang tadinya mahal jadi lebih murah, kita seolah mendapat kesempatan emas yang sayang untuk dilewatkan. Tapi, tunggu dulu.
Sebelum kalian buru-buru memasukkan barang ke keranjang belanja, yuk kita bahas lebih dalam tentang fenomena promo ini.
Mengapa Kita Mudah Tergiur dengan Promo?
Pertama-tama, kita perlu memahami mengapa kita sering kali begitu mudah tergoda dengan promo. Ada beberapa alasan psikologis yang membuat promo begitu menarik:
1. Fear of Missing Out (FOMO)
Promo sering kali dibungkus dengan kalimat-kalimat seperti "Hanya hari ini", "Stok terbatas", atau "Jangan sampai ketinggalan". Ini memicu rasa takut akan kehilangan kesempatan yang membuat kita cenderung bertindak impulsif.
2. Persepsi Hemat
Ketika melihat diskon besar, kita sering kali berpikir bahwa kita sedang menghemat uang. Padahal, tidak jarang kita malah membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan hanya karena tergiur diskon.