Lihat ke Halaman Asli

Maaf

Diperbarui: 16 Maret 2016   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Besok aku akan menemuimu, batinku sambil menatap bayanganku di cermin. Apa aku siap menemuimu seperti setahun yang lalu? Saat itu aku tidak sanggup lagi membendung perasaanku dan menyatakan padamu. Padahal saat itu kamu sudah memiliki kekasih.
"Jangan bercanda, Erna!" Kamu tertawa mengisi taman kompleks yang sepi.
Saat itu, siang yang terik, namun angin masih berbaik hati mengayunkan rambutku kian kemari.
"Kakak tau kalau aku tidak bercanda."
"Tapi aku ga bisa Erna, aku punya Shinta." Begitulah wajah seriusmu kembali. "Aku ga mau mendua. Terimakasih Erna, tapi maaf, aku ga bisa."
"Aku akan menunggu sampai kapan kakak akan sendiri lagi."
Aku tersenyum membayangkan kejadian itu. Aku sangat lugu pada saat itu. Tapi ternyata kamu mengingat janjiku itu dengan baik. Kamu selesai dengan Shinta dan kemudian ingin menemuiku. Besok aku akan menemuimu di taman dan berkata,
"Maaf Kak, aku mengingkari janjiku. Aku sudah jatuh cinta, dengan lelaki lain. Aku tidak berhasil menunggu dirimu."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline