Lihat ke Halaman Asli

Antara Keberhasilan, Usaha, Doa dan Kehendak-Nya

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ANTARA KEBERHASILAN, USAHA, DOA DAN KEHENDAKNYA

23 Desember 2014

Hari ini aku menerima hasil atas jerih payahku. Hari ini juga aku menyadari sesuatu. Sesuatu yang dianggap kebanyakan orang atau bahkan semua orang adalah benar. Yah,, sesuatu yang menyatakan bahwa keberhasilan seseorang bergantung pada usaha dan doa. Namun, kini aku memungkirinya, hal yang selama ini kupercaya lenyap begitu saja seiring dengan hasil yang kuterima.

Aku adalah lulusan sarjana hukum yang baru saja dinobatkan sebagai pengangguran bahkan tidak termasuk dalam kategori “pengacara” (pengangguran banyak acara). Aku lulus bulan mei 2014 dan wisuda bulan juni 2014. Aku berusaha dengan seluruh kemampuan untuk bisa lulus periode tersebut. Tujuannya adalah agar aku bisa mengikuti tes cpns 2014 yang diadakan bulan september-desember 2014. Untuk mendapatkan gelar S.H. tersebut sungguh tidak lah mudah, karena harus mengejar timing yang tepat seiring dengan penerimaan cpns 2014. Dan hasilnya aku bisa lulus dengan timing yang tepat tersebut.

Dari awal memang sudah tidak mudah, aku bahkan sudah mulai hopeless dengan apa yang ingin kuraih. Aku mendapat hambatan disana-sini, hingga akhirnya aku berpikir untuk menerima apapun hasilnya dan tetap berusaha, meskipun semangat untuk mendapatkan gelar S.H. tersebut sudah tidak sepenuh hati. Aku berdoa agar aku dapat menerima apapun keputusan yang Tuhan berikan kepadaku sambil terus berusaha.

12 Mei 2014

Aku menerima keputusanNya tersebut. Aku dapat menyelesaikan Tugas Akhirku, dan menjadi salah satu peserta wisuda periode II bulan Juni 2014. Saat itu, aku sangat senang dan bersyukur atas apa yang kuusahakan selama ini tidak sia-sia. Keyakinanku atas pernyataan bahwa “keberhasilan seseorang bergantung pada usaha dan doanya” semakin meningkat. Mungkin bisa dikatakan bahwa imanku semakin bertumbuh,, saat itu.

1 bulan setelah aku wisuda, aku mulai melangkahkan kembali kaki ku sebagai jobseeker, namun masih tetap berfokus pada tujuan utamaku yaitu mengikuti tes cpns kejaksaan 2014 dan masih tetap pada keyakinan penuh akan pernyataan “keberhasilan seseorang bergantung pada usaha dan doanya”. Meskipun aku harus merangkak dan terjatuh untuk tujuanku tersebut, aku akan tetap berdiri kembali selama aku masih bisa berusaha dan berdoa. Dan keyakinanku akan pernyataan tersebut masih 100%. Aku bisa mengikuti tes cpns kejaksaan 2014 dan lanjut sampai pada tahap kedua. Pada kondisi ini, aku masih meyakininya. Aku masih memiliki pemikiran tentang keberhasilan mengandung 2 unsur tersebut. Aku sudah melakukan usaha terbaikku, semua yang bisa kulakukan sudah kulakukan. Semua hal yang berkaitan dengan tujuanku, sudah kupelajari, dan tentu tidak lupa dengan unsur yang kedua yaitu doa. Ya, pribadiku yang dulu jarang atau bahkan tidak pernah berdoa, kini berubah drastis. Dalam doaku, aku tidak hanya meminta kelulusan, tapi juga hati yang bisa menerima apapun hasilnya yang Tuhan berikan untukku. Dan dari awal aku memang siap kalah dan siap menang dalam perjuangan tersebut.

23 Desember 2014 dini hari, aku mendapat keputusanNya. Aku dinyatakan tidak lulus cpns kejaksaan 2014. Saat itu, aku merasakan kekecewaan yang begitu besar. Bukan hanya karena ketidaklulusan ku pada tes ini. Tapi juga, kegagalan yang kuterima dari awal aku menjadi jobseeker. Semua kesempatan yang mungkin bisa kutuntaskan 100% harus kurelakan hanya demi tes ini. Karena kondisi jarak dan waktu, tidak memungkinkan ku untuk mengikuti tes yang lain. Yang akhirnya aku memutuskan untuk berfokus pada tes ini.

Namun, apa yang kuterima? Yah, sebuah kegagalan atau bahkan beribu-ribu perasaan kegagalan yang kuterima. Aku tidak akan menggambarkan kondisi/perasaanku saat itu, tapi aku akan menggambarkan bagaimana pemikiran logikaku mulai berjalan saat itu.

Hal yang selama ini kuyakini ternyata hanyalah omong kosong. Pemikiranku tentang keberhasilan ternyata salah. Usaha dan doa? Yah, itu adalah 2 hal yang berbeda. Tidak berhubungan atau berkaitan satu sama lain. Namun, usaha dan keberhasilan saling berkaitan dan akan memberikan dampak yang nyata. Lalu bagaimana denga doa? Yah, doa tidak lain tidak bukan hanyalah sebuah asa yang mendorong kita untuk tetap berusaha. Namun tidak akan memberi dampak yang nyata terhadap keberhasilanmu. Karena apa? Karena semua yang terjadi adalah kehendakNya atas apa yang terjadi dalam hidup kita. Lalu apa manfaat nya doa? Mungkin saat ini saya akan berpikir bahwa doa tidak ada gunamya. Karena hidup kita bergantung pada kehendakNya, bukan kehendak kita. Meskipun kita meminta melalui doa agar apa yang terjadi sesuai dengan kehendak kita, tapi kalau Tuhan berkehendak lain, apa yang bisa kita lakukan? Tidak ada ! kiata hanya bisa menerimanya.

Lalu bagaimana dengan usaha? Yah, usaha memiliki dampak yang nyata akan keberhasilanmu. Usaha akan berbanding lurus dengan hasil. Dan aku mulai berpikir semua yang akan kita peroleh bergantung pada usaha dan kehendak Tuhan. Bukan doa kita ataupun kehendak kita. Jadi apa yang dipikirkan kebanyakan orang tentang “keberhasilan bergantung pada usaha dan doa” adalah salah menurut pemikiranku dan aku sudah membuktikannya!! Semua bergantung pada usahamu dan kehendak Tuhan. Namun sayangnya, kita tidak akan pernah tau kehendak Tuhan atas diri kita. Kita hanya bisa berusaha dan berusaha namun jangan sepenuh hati. Karena apabila tidak terwujud, kita hanya bisa menelan kekecewaan yang begitu besar tanpa bisa menolaknya. Dan kalau itu terjadi, maka semua yang terjadi memanglah kehendakNya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline