Lihat ke Halaman Asli

Friska Eka

Mahasiswi

Menemukan Cahaya di Tengah Kegelapan: Kisah Perjuangan Chika dalam Menyembuhkan Luka

Diperbarui: 7 Mei 2024   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ini diambil oleh saya sendiri sebagai Ilustrasi. (Dok Pribadi Friska Eka)

Jakarta, 1 Mei 2024 – Dahulu, Chika adalah sosok ceria dan aktif yang sangat menyukai menari, menonton, membaca, dan berbagai aktivitas lainnya yang menggembirakan. Namun, seiring berjalannya waktu, aura kebahagiaan itu memudar, meninggalkan bayang-bayang kegelapan yang menghantui setiap langkahnya. 

Perubahan drastis dalam kepribadian Chika tidak terjadi begitu saja. Itu adalah hasil dari keegoisan yang melanda keluarganya, terutama sang ayah. Kegelisahan, dingin, dan ketidakpedulian melingkupi Chika, yang semakin memilih untuk menyendiri. 

Di sekolah, ia menghindari teman-temannya, terutama yang lawan jenis dengannya, sebagai akibat langsung dari kekerasan yang dilakukan oleh sang ayah kepada dirinya dan kakaknya di rumah.

Perselisihan dalam keluarga menjadi makanan sehari-hari bagi Chika. Melihat ayahnya bermain peran ganda di belakang ibunya yang tidak hanya merusak kepercayaan Chika pada keluarganya, tetapi juga menghancurkan hatinya secara perlahan. 

Depresi, kecemasan, dan stres menjadi sahabatnya yang tak terduga, menyusup ke dalam setiap celah kehidupannya. "Terkadang karna seringnya melihat hal didalam rumah yang seharusnya tidak dilihat itu membuat banyaknya luka batin." kata Chika.

Namun, bukan hanya Chika yang terluka. Kakaknya juga merasakan pukulan keras dari keegoisan keluarga mereka. Sebagai sosok yang lebih tua, ia menjadi tempat pelampiasan pertama bagi keluarga. Namun, bukan itu yang ia pilih untuk diperjuangkan. 

Bagi kakaknya, yang terpenting adalah ayahnya tidak melampiaskan seluruh amarahnya kepada adiknya, hanya itu yang bisa dilakukan sang kakak untuk melindungi adiknya. 

"Dari kecilpun saya sering menerima kekerasan dan luka batin dari ayah saya, bahkan saya slalu berdoa agar adik saya tidak merasakan hal yang sama, walaupun pada akhirnya adik saya tetap menerima rasa sakit tersebut." kata kakak Chika.


Tanda-tanda kepedihan Chika tidak dapat disembunyikan selamanya. Garis-garis luka di tangannya menjadi saksi bisu dari pertarungan batin yang ia alami setiap hari. 

Kakaknya pun menyesal karena pernah dimasa seperti adiknya, melalukan self harm yang mungkin tanpa sadar dilihat oleh sang adik yang besar kemungkinan adiknya pun mencoba hal tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline